Thursday, September 30, 2010

09. Reliabilitas Pengukuran Psikologis (bagi Diri Sendiri)

Kita perlu memastikan bahwa diri kita memiliki reliabilitas/konsistensi. Dalam dunia pengukuran psikologis, dikenal empat jenis reliabilitas: (a) reliabilitas antar waktu (test-retest reliability), (b) reliabilitas antar butir (internal consistency reliability), (c) reliabilitas antar penilai (inter-scorer reliability), dan (d) reliabilitas antar bentuk pengukuran  (alternate form reliability).

Berbagai jenis reliabilitas tersebut sebenarnya sangat penting bukan saja untuk diterapkan dalam bidang pengukuran psikologis (psikometri), tetapi juga untuk diterapkan dalam diri sendiri. 

Reliabilitas antar waktu (test-retest reliability), mengajarkan kepada kita, agar kita konsisten dari waktu ke waktu. Karakter kepribadian yang baik, yang muncul/ditampilkan hari ini, sebisa mungkin muncul/ditampilkan juga keesokan hari, minggu depan, bulan depan, hingga tahun depan. Pertanyaannya adalah, seberapa sering kita berpikir positif, hanya pada waktu/hari-hari tertentu saja, atau setiap saat (sepanjang hari).

Reliabilitas antar butir (internal consistency reliability) memberikan analogi kepada kita bahwa kita perlu konsisten dalam butir pikiran, butir tindakan, dan butir perkataan. Pikiran yang baik, sebisa mungkin secara konsisten ditunjukkan dengan tindakan/perbuatan yang baik, dan juga disampaikan dengan cara yang baik. Hehehe… kita bisa memeriksa hal ini dalam diri kita masing-masing…. Seberapa sering maksud baik yang kita nasihatkan kepada orang… disampaikan dengan kata-kata yang baik/santun… dan dicontohkan dengan perilaku yang benar…. :) hehehe… terkadang, setelah memberitahu orang lain dengan nada tinggi… kita mengatakan… “maksud/niat saya sebenarnya baik…:)”

Reliabilitas antar penilai (inter-scorer reliability) memberikan inspirasi kepada kita, bahwa kita perlu konsisten kepada siapa pun. Kita diharapkan bukan saja santun dan berprilaku baik kepada orang yang kita anggap punya kedudukan secara sosial, pendidikan, dan harta fisik; tetapi, kita diharapkan juga santun kepada orang-orang terdekat kita, dan kepada orang-orang yang kita anggap kurang beruntung secara sosial, pendidikan, dan harta fisik.

Reliabilitas antar bentuk pengukuran (alternate-form reliability) menunjukkan kepada kita untuk konsisten dalam menjalankan berbagai bentuk peran. Dengan senantiasa menunjukkan prilaku baik dalam berbagai bentuk peran, tidak ada lagi istilah “jaim”. Istilah “jaim” ada, pada saat kita berprilaku/berkata-kata yang baik, hanya di saat-saat menjalankan bentuk peran tertentu.  Sebisa mungkin, kita konsisten untuk berpikir positif, berkata yang baik/santun, dan berprilaku yang benar, saat kita sedang memainkan berbagai bentuk peran (sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai mahasiswa, sebagai dosen, sebagai rakyat, sebagai pemimpin, sebagai pasangan, dll.); kecuali, pada saat kita diminta sebagai actor dalam film tertentu lho ya… :)