Saturday, March 18, 2023

12. Kekuatan Kedamaian (The Power of Peace)

Sore ini, kak Rasa Pratiwi, putri pertama mama/papa mengingatkan untuk mengisi link G-Form untuk tugas kuliah. Pada link tersebut, terdapat pertanyaan apa yang paling penting dalam hidup kita. Nah... jawaban atas pertanyaan ini hanya boleh pilih satu. 

Lalu papa memilih o. Memiliki Kedamaian Batin (dalam diri)

Nah, di bawah pertanyaan tersebut, ada open question terkait alasan mengapa memiliki kedamaian batin dalam diri merupakan hal yang  paling penting.

Nah, jawaban mengapa kedamaian adalah hal yang penting, berikut jawaban papa.

Kedamaian adalah sumber dari dari berbagai kekuatan. Setidaknya, ada delapan kekuatan (poweryang terakumulasi saat kita memiliki kedamaian batin.  

Pertama, Power 01. kekuatan untuk membuat keputusan yang baik (power to judge).  Membuat keputusan adalah hal yang sering kita lakukan; kalau keputusan yang mudah (mau makan apa hari ini, mau pakai baju apa hari ini, tentu tidak terlalu perlu kedamaian tampaknya). Namun, saat kita akan mengambil keputusan yang strategis, misalnya: bidang apa yang kira-kira akan ditekuni; kita membutuhkan kedamaian untuk memutuskannya. Sebelum suatu keputusan strategis dibuat, ada baiknya kita berkesempatan untuk mengheningkan cipta (masuk dalam kondisi kedamaian). Keputusan dikatakan OK, jika: (a) keputusan tersebut mendukung usaha mencapai tujuan (atau situasi/kondisi menjadi lebih baik); (b) keputusan dapat diterima oleh sebagian besar pihak; (c) keputusan bersifat konsisten atau dapat bertahan dalam periode waktu tertentu. Kedamaian membuat keputusan dapat dipertimbangkan berdasarkan berbagai aspek/perspektif. 

Kedua, Power 03. kekuatan untuk tidak terlalu terbawa oleh peran (the power to detach). Detachment adalah kesadaran mengenai keterpisahan kita dari suatu peran. Ada kalanya kita perlu melepaskan sejenak peran kita (peran sebagai orang tua, peran sebagai pasangan, peran sebagai anak, dll. ). Ada kalanya kita perlu menyadari bahwa peran  membuat kita menjadi berkonflik, berdebat, tersinggung, dll. Dengan kedamaian, kita menjadi tahu kapan kita perlu detach dari peran kita; dan bagaimana kita memainkan peran kita dengan baik.  

Ketiga, Power 04 kekuatan untuk menampung/menerima berbagai peristiwa yang kita alami (power to accommodate). Pada saat kita menghadapi berbagai peristiwa (masalah), kedamaian dapat membuat kita mampu menerima. Dalam kedamaian, pikiran kita akan lebih berfungsi; kita dapat memikirkan hikmah dari setiap peristiwa. Sebagaimana kondisi di tepi muara yang penuh kedamaian, laut menampung/menerima seluruh aliran sungai. Dalam kedamaian, semakin kita dapat menerima berbagai peristiwa (yang datang kepada kita), semakin kita mampu melakukan penyesuaian diri secara emosional (emotional adjustment).

Keempat, Power 06, yaitu kemampuan untuk saling bekerja sama (power to cooperate). Kemampuan untuk bekerjasama diawali dengan peasaan nyaman saat bersama dengan orang lain. Merngapa kita nyaman saat bersama dengan dengan orang lain? Jawabannya adalah karena kita melihat banyak kesamaan antara diri kita dengan orang lain. Kesamaan apa? kesamaan bahwa di dalam diri orang lain banyak kebaikan seperti halnya kebaikan yang ada dalam diri kita. Agar bisa melihat kebaikan dalam diri, kita perlu masuk dan mengalami kedamaian. Dalam kedamaian, kita dapat melihat beberapa keistimewaan diri.

KelimaPower 07, yaitu kemampuan untuk meringkas/menyederhanakan pikiran/tujuan (power to pack up). Permasalahan umumnya timbul pada saat kita banyak pikiran, kita berpkir macam-macam; kalau kata Mas Bro/Mba' Sis.: kita dalam kondisi over thinking. Dalam kedamaian, kita bisa menyaksikan layar pikiran, dan bisa melihat mana pikiran yang perlu/penting, dan mana pikiran yang tidak perlu/tidak penting. Dalam kedamaian, kita bisa meringkas/menyederhanakan kondisi pkiran, fokus pada satu tujuan (goal) yang akan kita capai pada hari ini. Dalam kedamaian, coba kita imajinasikan tujuan tsb.  

KeenamPower 09, yaitu kemampuan untuk menghadapi tugas/pekerjaan/permasalahan (power to face). Dalam menghadapi tugas/pekerjaan/permasalahan, kita membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik, bisa kita susun hanya jika pikiran kita dalam keadaan damai. Dalam kedamaian, kita bisa melakukan analisis terhadap sumber permasalahan, kita bisa menemukan solusi terhadap sumber permasalahan. Solusi boleh jadi merupakan sesuatu yang sudah pernah ada, atau justru merupakan sesuatu yang perlu kita ciptakan. Nah... proses penciptaan ide (creative process) akan lebih optimal pada saat kita dalam kondisi penuh kedamaian.

KetujuhPower 10, yaitu kemampuan untuk memaklumi ide/pikiran yang salah/berbeda (power to tolerate). Memaklumi ide/pikiran yang berbeda, dapat dilakukan saat kita memahami latar belakang dari suatu ide/pikiran/fenomena. Saat kita mampu memahami latar belakang dari suatu fenomena, kita akan menjadi lebih tenang, damai, dan tidak marah; tidak marahnya bukan karena sabar menahan marah, tetapi memang tidak bisa marah, karena kita memiliki pemahaman (toleransi).  Bayangkan ketika kita melihat seorang anak kecil yang sangat nakal, dan kita memahami bahwa anak kecil tersebut baru ditinggalkan oleh mamanya. Apakah kita bisa marah? --> Nah, ini namanya peace create peace... Saat pikiran damai, kita bisa melihat latar belakang; saat kita mampu melihat latar belakang, kita menciptakan kedamaian. Kemampuan memahami (power to tolerate), juga terjadi saat kita dapat melihat esensi/inti dari suatu permasalahan, atau saat kita mampu menghubungkan fenomena yang satu dengan fenomena yang lain. Nah, kedamaian membuat mata intelek kita menjadi lebih jernih, dan mampu melihat esensi/inti dari sesuatu.    

KedelapanPower 12, yaitu kemampuan untuk menemukan diri sejati (power to find the true self). Nah, untuk sampai pada kekuatan ini, kita perlu benar-benar masuk dalam kedamaian. Kita bisa menemukan diri kita yang sejati, hanya pada saat kita mengalami kedamaian. Bagaimana atau apa yang dimaksud dengan diri kita yang sejati... yuk kita temukan dalam kedamaian... salah satu identitas diri kita yang sejati adalah kedamaian itu sendiri. Coba kita bayangkan, saat kita sudah merasa tidak damai, apakah kita merasakan/merindukan ingin kembali kepada kedamaian, identitas diri sejati diri kita.... 

Nah, demikian kira-kira kak Rasa... alasan mengapa kedamaian adalah hal yang paling penting... 

Keep our mind Always Peace..

Sunday, March 12, 2023

02. Kekuatan Cinta Kasih (The Power of Love)

Cinta kasih adalah energi. Anak-anak mendapatkan cinta kasih pertama kali dan paling banyak dari orangtua/pengasuh. Setidaknya ada tiga dampak cinta kasih. 

Pertama, cinta kasih membuat hubungan orangtua-anak menjadi dekat. Dalam cinta kasih, orangtua dan anak saling berbagi (sharing) mengenai ide/pikiran, perasaan, atau mengenai hal-hal yang dialami. Semakin sering orangtua-anak berbagi (sharing) dan membuka diri, semakin ada kondisi persahabatan, kesetaraan, saling percaya, dan tanpa ada rasa khawatir untuk dievaluasi. Kedekatan/persahabatan, identik dengan perasaan setara ya Bro?

Kedua, cinta kasih orangtua-anak, membuat kita mendapatkan perlindungan. Semakin sering kita dalam kondisi cinta kasih, semakin banyak berkah (perasaan baik [damai/bahagia]) yang kita alami. Perasaan baik (damai/bahagia) adalah kondisi yang membuat kita mampu berkonsentrasi dalam mengemudikan/mengendalikan instrumen diri (pikiran, perasaan, tingkah laku) mencapai tujuan hidup. Bayangkan jika kita kurang berkonsentrasi dalam mengemudi, risiko apa yang akan terjadi? Terkadang, sudah hati-hati/berkonsentrasi, masih ada aja risiko kecelakaan; apalagi nggak konsentrasi, Bro

Ketiga, cinta kasih membuat kerja keras terasa ringan; mengubah yang mustahil/berat menjadi mungkin. Cinta kasih adalah ketertarikan/kesukaan terhadap sesuatu. Orangtua tertarik/menyukai sifat-sifat manis/keluguan anak-anak. Anak-anak tertarik/menyukai perhatian dari orangtua. Saat ada ketertarikan (kesukaan/kesenangan), berbagai instrumen diri (pikiran/perasaan dan anggota tubuh) akan teraktivasi. Instrumen diri tersebut merupakan media untuk penyaluran energi yang membuat kita bergerak menuju objek yang menjadi sumber ketertarikan. 

Hehehe, bayangkan ceritanya lagi mendorong lemari, Bro. Nah... instrumen diri tersebut (pikiran/perasaan, anggota tubuh yang teraktivasi) bagaikan beberapa orang yang tiba-tiba bangun/bangkit membantu kita mendorong lemari. Saat ada beberapa orang yang membantu mendorong lemari, maka usaha mendorong lemari tersebut menjadi ringan ya Bro... boleh jadi kegiatan mendorong lemari tersebut menjadi semacam hiburan, terasa bagaikan permainan; hehehe... dorong lemari jangan sambil bercanda ya Bro... ntar kejepit lho... 

yukk.., sambil ngupi-ngupi, kita menikmati lagu: There is Only Love