Sunday, April 17, 2022

04. Job Crafting = Strategi Memperasyik Pekerjaan

Setelah membahas Keasyikan-Kerja vs. Keterikatan-Kerja tulisan ini akan membahas bagaimana cara atau strategi agar tugas/pekerjaan kita menjadi asyik. Mau nggak Bro./Sis., jika pekerjaan kita menjadi lebih asyik?


Sebelum kita membahas bagaimana cara/strategi memperasyik pekerjaan, setidaknya ada empat teori/model Mas Bro./Mba' Sis. yang bisa kita pinjam untuk menjelaskan mengapa orang mengalami keasyikan-kerja, yaitu (penulisan urut tahun):

1. Karasek, R. (1979). Job demands, job decision latitude, and mental strain: Implications for job redesign. Administrative Science Quarterly, 24, 285–308. doi:10.2307/2392498

2. French, J. R. P. Jr.; Caplan, R. D.; Harrison, R. V. (1982). The mechanisms of job stress and strain. London: Wiley.

3. Siegrist, J. (1996). Adverse health effects of high-effort/low-reward conditions. Journal of Occupational Health Psychology, 1, 27–41. doi:10.1037/1076-8998.1.1.27

4. Bakker, A. B.; Demerouti, E. (2007). The Job Demands-Resources model: State of the art. Journal of Managerial Psychology, 22(3). 309–328. doi:10.1108/02683940710733115


Nah, di antara keempat teori/model di atas, yang bisa kita pinjam untuk menjelaskan keasyikan-kerja, teori/model yang cukup populer hari gini untuk menjelaskan kesyikan-kerja adalah teori/model job demands-resources model

Dalam artikel Tims, Bakker, dan Derks (2012) dijelaskan konsep bahwa konsep job demands-resources model tersebut digunakan sebagai dasar teoretis dalam menyusun konsep job-crafting.


Agar lebih mudah dipahami dalam Bahasa Indonesia, bagaimana jika istilah job-crafting tersebut kita sebut dengan istilah cara atau Strategi Memperasyik-Pekerjaan?

Bagaimana? mudah-mudahan setuju ya Mas Bro. / Mba' Sis... πŸ™

atau jika ada istilah yang lebih pas, boleh diusulkan Mas Bro./Mba' Sis.


Apa itu job-crafting?

Job-crafting adalah cara-cara (strategi) yang dilakukan oleh karyawan secara aktif untuk mengubah/memodifikasi "karakteristik pekerjaan" mereka. Untuk apa? ya untuk  jadi lebih asyik, hehehe.. 

Di dalam Tims et al. (2012), dijelaskan bahwa job crafting dilakukan oleh karyawan agar pekerjaan menjadi sesuai dengan preferences, motives, dan passions - nya. Supaya apa? ya supaya jadi lebih asyik, Bro., hehehe....

Dalam Tims et al. (2012) terdapat empat cara/strategi untuk memperasyik pekerjaan, yaitu: 

1. Meningkatkan structural-job-resources 

2. Meningkatkan social-job-resources 

3. Meningkatkan challenging-job-demands 

4. Menurunkan hindering-job-demands 

Agar dapat memahami lebih lanjut, singkat kata langsung baca artikel-nya Mas Bro./Mba' Sis. πŸ™ Di dalam artikelnya tertulis butir-butir (items) dari keempat cara/strategi job-crafting.


Sebenarnya ada satu lagi tokoh yang mendefinisikan strategi job-crafting, yaitu: Wrzesniewski, LoBuglio, Dutton, & Berg (2013). Wrzesniewski et al. (2013) menjelaskan ada tiga cara untuk melakukan job-crafting, yaitu: task crafting (memodifikasi gambaran dan prosedur tugas/pekerjaan), relational crafting (memodifikasi anggota tim kerja), and cognitive crafting (memodifikasi paradigma/cara pandang dalam memaknai pekerjaan).


Terlepas dari konsep Wrzesniewski et al. (2013), setelah membaca Tims et al. (2012), dan mengingat dengan konsep Karakteristik Pekerjaan/Job Characteristics (Hackman dan Oldham, 1975), mohon izin mengusulkan cara-cara / perilaku alternatif untuk membuat matriks Strategi Memperasyik-Pekerjaan.


Matriks Strategi Memperasyik-Pekerjaan berisi perilaku yang berbasis Karakteristik Pekerjaan (Job Characteristics) dan sekaligus berbasis Model Tuntutan-Sumber Daya Pekerjaan (Job Demand-Resources Model).


Model Tuntutan-Sumber Daya Pekerjaan (Job Demand-Resources Model):

1. Meningkatkan structural-job-resources 

2. Meningkatkan social-job-resources 

3. Meningkatkan challenging-job-demands 

4. Menurunkan hindering-job-demands 


Model Karakteristik Pekerjaan (Job Characteristics):

1. Feedback/Information

2. Task Significance

3. Task Identity

4. Skil Variety

5. Autonomy


yakk... Berikut adalah matriks/tabel Strategi Memperasyik Pekerjaan:


Bagimana, asyik nggak? strategi / cara / perilaku mana yang paling memungkinkan untuk Mas Bro./Mba' Sis. lakukan, agar pekerjaan menjadi lebih asyik?

07. Keasyikan-Kerja vs. Keterikatan-Kerja

Selamat siang Mas Bro. / Mba' Sis....


Hari Rabu nanti, 20 April 2022, pk. 15.00, kita bakal diskusi mengenai keasyikan-kerja vs. keterikatan-kerja...

Istilah keasyikan-kerja sebenarnya hanya wacana untuk mengkritisi terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dari konsep work-engagement, Bro...


Beberapa rekan dosen/mahasiswa memilih dan menyetujui untuk menerjemahkan konsep work-engagement ke dalam Bahasa Indonesia sebagai keterikatan-kerja... di samping ada juga yang menerjemahkan sebagai totalitas-kerja.... atau ada juga yang menerjemahkan sebagai keterlibatan-kerja....


Kalau diterjemahkan sebagai Keter-ikat-an Kerja, bagaimana, Bro? apa masalahnya, Bro?

Ada rekan yang menyatakan nggak ada masalah, Bro.... wong teteup bisa lulus ujian/sidang kok.... teteup diterima/dimuat di jurnal kok... hehehe 

Namun, ada juga rekan mempermasalahkan/mengkritisi..... Konsep work-engagement ini sebenernya konotasinya positif apa negatif sih

Kalau positif, mengapa pakai diikat / terikat segala....  

Bagaimana rasanya kalau terikat atau diikat, Bro.? hehehe... kalau ikatannya terlalu kenceng, bisa sesek nafas ya Bro.... jadi masalah dengan pernafasan ya Bro..... πŸ˜†πŸ˜…


Jika diizinkan oleh Mas Bro. / Mba' Sis. rekan dosen/mahasiswa (dan karyawan), apa boleh mengusulkan alternatif istilah work-engagement dalam Bahasa Indonesia, sebagai keasyikan-kerja

hehehe... mudah-mudahan jadi lebih asyik kerja, Bro. πŸ˜‡


Bagaimana, kok terjemahannya bisa jadi keasyikan-kerja?


Berdasarkan Schaufeli, Salanova, GonzΓ‘lez-RomΓ‘, dan Bakker (2002), terdapat tiga karakteristik individu yang mengalami work-engagement, yaitu: Dedication, Vigor, dan Absorption


Dedication ditandai dengan keterlibatan yang tinggi dalam tugas/pekerjaan. Waktu, pikiran, dan inspirasi dicurahkan untuk tugas/pekerjaan. Ada perasaan tertantang (challenged), senang, dan berharga saat berhasil dalam melaksanaan tugas/pekerjaan. 

Vigor ditandai dengan level energi yang tinggi, bersemangat / antusias saat menyelesaikan tugas/pekerjaan. Individu menunjukkan kemauan untuk berusaha/bertekun melaksanakan/menyelesaikan tugas/pekerjaan, walaupun menghadapi kendala/kesulitan.

Absortion ditandai dengan kondisi berkonsentrasi penuh dalam melaksanakan/menyelesaikan tugas/pekerjaan. Dalam kondisi absorption, tanpa terasa Mas Bro./Mba' Sis. menjadi lupa waktu. Waktu terasa berlalu dengan cepat, Mas Bro./Mbas' Sis. sulit melepaskan diri dari tugas/pekerjaan (seakan-akan terikat, atau diikat... hehehe...), saking asyik-nya.... sangat asyik.... keasyikan....Bro. & Sis.


Nahhh... di kalimat terakhir itulah masalahnya Mas Bro. / Mba' Sis. 

pilih mana..... mau pakai istilah terikat (keterikatan-kerja) / kesulitan melepaskan diri terhadap pekerjaan, atau mau pakai istilah keasyikan-kerja


Biar kerja kita jadi asyik, bagaimana kalau pakai istilah keasyikan-kerja aja, Bro... πŸ˜ƒ

Asyik nggak?

Sampai di sini dahulu ya Bro.... Jika mau lanjut ke pembahasan bagaimana supaya kita mengalami keyasyikan-kerja, boleh klik link yang berikut ini, Bro:

04. Job Crafting = Strategi Memperasyik Pekerjaan


Thursday, April 7, 2022

12. Tips Anti-Stress (Stress Management ala LViS)

Selamat malam Mas Bro. / Mba' Sis....

Bagaimana kabar? Baiikkkk.....

Kata-kata "Baiikkkk....." tersebut sebenarnya sangat bermakna lho.... kalau bisa, pada saat mengucapkannya, kita menghayati kata-kata "Baiikkkk....." tersebut.

Bagi kita yang sehat-sehat, mungkin biasa saja mengucapkannya.... tetapi bagi saudara kita, atau bagi kita jika sedang sakit, kondisi "Baiikkkk....." tersebut, sebenarnya  merupakan dambaan

Kalau ditanya, apakah ada cara/tips, supaya kondisi kita bisa senantiasa "Baiikkkk....."?

Ada.... (pokoknya jawab dulu: Ada !!! πŸ˜…)

Berikut ini adalah 12 Tips untuk membuat kita senantiasa "Baiikkkk....." 

(mungkin 12 Tips ini tidak selengkap literatur Stress Management di Wikipedia, tetapi setidaknya bisa menjadi alternatif / tambahan bagi pertolongan pertama secara psikologis (Psychological First Aid)  


01. Belajar/Menekuni/Menonton/Menikmati Seni (Art, Painting, Dance, Merajut, Musik, dll.)

02. Mendapatkan insight dari Nasihat/Riwayat Hidup/Biografi Tokoh (Sosok Idola, Orang Tua, dll.)

03. Menyendiri (jalan-jalan sore; membatasi diri secara sosial); Memaklumi/Menerima Keterbatasan Diri

04. Bercanda; Tertawa/Tersenyum (Mencari Hal-hal / Topik / Cerita / Film yang Lucu, dll.)

05. Relaksasi (Beristirahat, Pijat [atau pijit sih?], Tidur, dll.)

06. Mencari Dukungan Sosial (Sharing, Beraktivitas Sosial, dll.); Memelihara/Bermain dengan Hewan Piaraan, dll.

07. Latihan Fisik (Olah Raga, Berjalan Kaki, Memainkan Stress Ball, dll.)

08. Memenuhi Kebutuhan/Konsumsi (Makan, Berbelanja, ngupi-ngupi, dll.)

09. Diet (Berpuasa, Mengatur Pola Makan, Memilih Bahan Makanan yang Sehat, Meminum Air Putih)

10. Cognitive Re-Appraisal / Cognitive Therapy (Menulis, Menemukan Hikmah, Refleksi Diri).

11. Membersihkan, Merapikan Ruangan, Menata Taman, Merawat Tanaman, dll.

12. Meditasi (Soul Consciousness, Mindfulness, Latihan Pernapasan); Religiousity (Berdoa [Praying]); Mengheningkan cipta untuk mendapatkan ilham, mengatur rencana/jadwal/strategi untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan/relasi yang menjadi sumber stress


Bagaimana, apakah ada cara-cara yang belum terakomodasi? (khususnya cara-cara yang bersifat maladaptive?)

Tips mana yang paling cucok buat Mas Bro. / Mba' Sis.?

05. Mengapa Peristiwa Datang dan Pergi perlu Dirayakan?

Datang adalah peritiwa happy, dimana kita saling memberikan salam dan mengucapkan Selamat Bertemu.

Pergi juga adalah peristiwa happy, dimana kita juga saling memberikan Salam / Terima Kasih atau Selamat / Sukses selalu. 


Ayah memberikan inspirasi bahwa "datang dan pergi" adalah kondisi ketidakterikatan

Ketidakterikatan saat kita mengalami peristiwa "kepergian", adalah suatu modal kesuksesan


Kesuksesan adalah ketika kita tidak memikirkan/tidak terpaku atas berbagai pengalaman yang telah berlalu. 

Saat kita tidak terpaku terhadap pengalaman yang telah berlalu, kita bisa lebih optimal dalam memfokuskan perhatian terhadap apa yang sedang kita lakukan saat ini. 

Saat kita tidak terpaku terhadap pengalaman yang telah berlalu, kita tidak terbawa emosi sedih. Coba kita ingat-ingat pengalaman: seberapa sering emosi sedih disertai dengan perasaan kurang bersemangat untuk melakukan sesuatu?


Saat kita tidak merasa sedih, berharap kita lebih fokus, kita bersemangat memikirkan tindakan untuk mencapai rencana berikutnya. 


Ketidakterikatan terhadap "datang dan pergi" membuat kita efisien dalam waktu. Kita tidak perlu selama satu jam untuk membicarakan hal yang sebenarnya bisa kita diskusikan selama 15 menit.


Datang (pertemuan) adalah peristiwa baik; pergi (perpisahan) juga peristiwa baik