Dasar pemikiran:
Kesuksesan bukan akhir.... Kesuksesan adalah PROSES...
Di awal tahun
baru, sering kali kita memberikan doa/restu baik kepada sesama
rekan/kerabat/saudara. Salah satu doa/restu baik yang kita ucapkan adalah...
“semoga tahun ini lebih sukses dari
tahun kemarin ya...”
Untuk mengukur
lebih sukses atau kurang sukses, sepertinya kita membutuhkan
indikator kesuksesan.
Sayangnya (unfortunately), indikator kesuksesan biasanya oleh masyarakat cuma dikenal
satu, yaitu: fisik/material/rupiah/dollar. Di luar yang satu itu, semulia
apapun seseorang, sulit sekali dianggap sukses
di tengah masyarakat....
Kemarin pagi,
ayah saya mengajarkan bahwa indikator kesuksesan
itu ternyata bukan yang satu itu, tetapi ada 12. Semakin banyak kita mencapai ke-12
indikator kesuksesan tersebut,
semakin sukseslah kita.
Keduabelas
indikator kesuksesan tersebut adalah
sebagai berikut:
01. Mendapatkan ide cemerlang. Mendapatkan
ide (buah pikiran) yang baik/positif adalah ciri kesuksesan yang bersifat sangat halus. Jarang di antara kita
menyadari hal ini. Satu saja ide/solusi
yang kita dapatkan, untuk membuat sesuatu jadi lebih baik, adalah tanda bahwa
kita sedang mengalami kesuksesan. Misalnya,
hari ini saya mendapat ide (setidaknya bagi saya ide cemerlang), untuk sepakat
dengan keluarga mengenai menu/pola makan, pada hari-hari tertentu.
02. Meluangkan waktu bagi sesama. Hari
gini... orang suka sekali menyamakan waktu dengan uang... sampai ada istilah time is money... Berdasarkan istilah
tersebut,...orang yang mampu mendonasikan waktu kepada orang lain adalah orang
yang sukses... Saat kita
mendonasikan/meluangkan waktu bagi orang lain, saat itu poin kesuksesan kita bertambah satu.
03. Halus. Kata “halus” digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu yang berkebalikan
dari kata “kasar”. Boleh dianalogikan dengan kulit; siapa dari kita yang ingin sukses memiliki kulit wajah yang halus
(tidak jerawat)? Saya menduga semua dari kita ingin sukses memiliki kulit wajah yang halus (tidak berjerawat). Dengan
analogi yang sama, saat kita berhasil menampilkan kehalusan/kelembutan dalam
perilaku dan tutur kata, saat itu kita boleh dikatakan sukses... kalau di tingkat SD, yahhh...boleh dianggap kalau
perilaku atau tutur kata kita halus/sopan, pasti luluslah mata pelajaran Budi
Pekerti... (untuk disegani oleh para sahabat, tidak mesti tampil galak seperti si
Browny penjaga rumah kan :-)
04. Perasaan bahagia. Jika hari ini kita
mengalami perasaan bahagia/senang, bolehlah kita klaim bahwa hari ini kita
sedang mencapai kesuksesan dalam hal
emosi. Sebaliknya, kalau tidak ada perasaan senang/bahagia yang kita alami,
kita perlu waspada bahwa hari ini ada sedikit indikasi kegagalan (secara
emosi). Perasaan bahagia mudah sekali dirasakan, cobalah berdiri di hadapan
cermin... Dari situ sang jiwa bisa melihat raut wajah badan fisik serta
menentukan apakah sedang mencapai kesuksesan (sedang berbahagia) atau sedang gagal
(sedang bersedih)...
05. Mampu menahan godaan materi. Kemampuan
menahan godaan materi yang bersifat muluk-muluk, dimulai dari kemampuan menahan
godaan materi yang bersifat sederhana. Makanan adalah contoh materi yang
bersifat sederhana. Dari 100 jenis makanan, apakah kita hanya mampu menahan 1
jenis makanan, 5 jenis makanan, atau 10 jenis makanan. Saat kita mampu menahan
diri dari godaan yang bersifat sederhana (misalnya makanan), saat itu kita
boleh dapat tambahan satu poin kesuksesan.
06. Kerjasama. Kerjasama yang kita jalin
dengan orang lain, adalah tanda kesuksesan
yang kita capai. Kerjasama tidak harus
dibuktikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding [MoU]) atau kontrak kerjasama. Pernah
merasakan suasana/detik-detik penandatanganan nota kesepahaman (MoU) atau
kontrak kerjasama kan?; biasanya sebelum/setelah penandatanganan kerjasama,
kedua belah pihak saling menyapa, tersenyum, berjabat tangan, atau ngobrol-ngobrol...
Nah... ini yang penting... saat kita sedang memberikan senyum, menyapa,
berjabat tangan, ngobrol, atau sedang berdadahan dengan seseorang, itu tanda
bahwa kita sedang berada dalam suasana kerjasama... (syukur-syukur kalau sampai
dibuktikan dengan MoU / kontrak kerjasama)... jalinan kerjasama (senyum, salam,
sapa) adalah tanda bahwa kita sedang berhasil/sukses.
07. Semangat (cemunguudhh). Ini adalah
tanda kesuksesan bahwa kita
berhasil/sukses menyalakan api lokomotif
yang akan menarik atau mendorong kita mencapai tujuan tertentu. Saat kita
menyadari bahwa kita sedang bersemangat, saat itu kita sedang dalam keadaan sukses... saat kita merasa tidak
bersemangat, saat itu pula kita sedang bermain-main ke daerah kegagalan... Pertanyaannya,
seberapa sering diri kita berhasil/sukses
membuat diri kita senantiasa bersemangat? (hehehe... apalagi kalau pagi-pagi
sedang hujan... wauww... kemampuan kita untuk berhasil membuat diri semangat,
semakin teruji...)
08. Sehat fisik. Guru saya di SMA pernah menjelaskan
sekilas perbedaan orang barat dan orang timur. Menurut beliau, orang barat dan
orang timur berbeda dalam cara pandang dan cara memperlakukan alam sekitar.
Orang barat, memandang alam sekitar sebagai objek, diciptakan untuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan umat manusia. Orang timur, memandang
alam sekitar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari umat manusia; alam
sekitar diciptakan dilestarikan dengan sebaik-baiknya. Dari penjelasan guru
saya, saya berkesimpulan bahwa alam sekitar dan kita (sang jiwa) adalah dua
entitas yang berbeda. Alam sekitar yang paling dekat dengan kita adalah tubuh/fisik
kita. Fisik kita adalah objek, diciptakan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya,
dan sebisa mungkin dilestarikan sebaik-baiknya (baca: dijaga kesehatannya).
Saat badan/fisik dalam keadaan sehat, saat itu boleh kita katakan bahwa kita sedang
mengalami kesuksesan/keberhasilan. Ingat...
banyak lho kerabat kita yang ingin sekali berhasil/sukses merawat tubuh/badan/fisiknya agar senantiasa sehat-sehat...
09. Memiliki keberanian. Keberanian ditandai dengan
rasa tidak takut untuk mengatakan secara jujur atau melakukan hal yang benar.
Indikator ini sering kali menjadi indikator bagi anak-anak (khususnya anak-anak
TK) yang belajar seni (musik, drama, dll.). Anak-anak bukan dilihat
bagus/tidaknya dari performa di depan panggung... tetapi dari keberaniannya
untuk tampil di depan panggung... Saat kita
sudah besar, tidak lagi menjadi anak-anak, seberapa sering diri kita berhasil/sukses untuk berani
mengatakan/melakukan hal yang benar... Jadi, boleh kita katakan bahwa saat kita
sedang memiliki keberanian (untuk jujur/melakukan hal yang benar), saat itu
kita sedang mencapai kesuksesan.
10. Tenggang rasa. Tenggang rasa sekilas
sama dengan sabar...tapi mungkin ada sedikit perbedaan... (kata orang... sabar
ada batasnya... kalau tenggang rasa, tidak ada batasnya...) Tenggang rasa
didasari oleh sikap empati (bersedia dan mampu memahami apa yang
dipikirkan/dirasakan oleh orang lain). Kalau kita berhasil melakukan empati dan
tenggang rasa, sehingga tidak jadi marah/kesal terhadap seseorang, adalah
pantas kalau kita digolongkan sebagai orang yang sukses. Tidak semua orang bisa berhasil atau sukses mengantisipasi rasa marah/kesal lho... Kesuksesan dalam hal tenggang rasa adalah
keberhasilan/kesuksesan “memaklumi
sehingga tidak marah” bukan keberhasilan/kesuksesan
“menahan rasa marah”.
11. Rapi dan Bersih. Rapi dan bersih
adalah indikator kesuksesan hidup
yang vital. Seberapa sering kita berhasil/sukses
menemukan kembali barang yang dimaksud saat dibutuhkan, kalau kita
menempatkan/menata barang-barang secara rapi? Atau seberapa berhasil/sukses kita memiliki tempat (space) kerja/belajar, jika kita menata
barang-barang secara rapi. Berapa banyak biaya rumah sakit/biaya berobat yang berhasil
kita hemat, kalau tubuh kita senantiasa bersih dari kuman/jamur/bakteri?... Jadi
begini saja... Ibu guru mau bertanya...siapa yang hari ini sudah merapikan atau
membersihkan kamar tidur...angkat tangan...; saya Bu... saya Bu... saya Bu...(seperti
suasana di Play Group)... nah yang angkat tangan adalah anak-anak yang sukses...
12. Keheningan (ketenangan). Fenomenanya seperti
ini.... ssst... Harap tenang/hening, ada ujian....ssst... Harap tenang, pertunjukan
akan berlangsung.... atau... Inspektur upacara (dipimpin oleh Rektor atau
Kepala Negara) mengatakan... “Marilah kita sejenak mengheningkan cipta, untuk
mengenang jasa para pahlawan yang telah mendahului kita... mengheningkan
cipta... mulai...“ Kalau kita sukses/berhasil
tenang atau hening barang sejenak... itu adalah tanda bahwa kita berhasil/sukses mengendalikan pikiran; hati-hati
lho dengan pikiran yang memiliki
kelincahan seperti kera/monyet... (hayo... siapa yang waktu mengheningkan
cipta... pikirannya sering loncat-loncat....). Ok Bro... sepertinya, tidak ada
indikator lain selain keheningan, untuk mengukur keberhasilan/kesuksesan sang jiwa mengendalikan
pikiran... saat kita berhasil/sukses
menjalani keheningan, adalah saat kita sukses
mengendalikan pikiran. Saat kita berhasil/sukses
mengheningkan cipta, adalah saat kita berhasil/sukses mendengarkan suara alam dan suara hati nurani.... Suara alam
dan suara hati nurani, hanya bisa didengarkan jika kita berhasil/sukses membuat diri kita dalam keadaan yang
sangat hening.
Jadi Bro...
Mudah-mudahan
kita sepakat bahwa ukuran kesuksesan itu bukan materi...
(kesuksesan berdasarkan materi, adalah bias cara berpikir dari zaman / hari gini...)
Semoga tahun ini
dan tahun berikutnya kita mencapai sukses yang optimal/maksimal...
Salam Sukses,
Sukses, dan Sukses selalu...
:-)