Friday, October 12, 2012

05. Pemeriksaan Psikologis pada Klien dari Keluarga Malaikat

Di kebanyakan gambar malaikat, tampak bahwa malaikat umumnya sedang terbang, dan tampak bahwa kaki mereka tidak menyentuh bumi.

Wauw... Kalau saja manusia bisa seperti malaikat, tentu bisa menghemat ongkos ke sekolah, ke kantor, atau ke mana pun... :)

Sebagian dari kita mungkin ada yang percaya bahwa malaikat memang benar-benar ada; sebagian lagi menganggap bahwa malaikat tersebut adalah simbol dari sesuatu "kebaikan". Mengapa "kebaikan"? Yah... Intinya "kebaikan".... walaupun ada malaikat yang ditugaskan untuk menggoda kita, setidaknya malaikat tersebut punya satu sifat baik tohh, yaitu berusaha menjalankan tugasnya dengan "baik"... Hehehe... Iya kan?

Apakah benar-benar ada, atau sekadar simbol dari suatu kebaikan, ada suatu pesan yang dapat kita tangkap setiap kali melihat gambar malaikat. Gambar malaikat selalu tampak ringan (sedang terbang) dan tidak menyentuh bumi... Berbeda sekali dengan kondisi kita yang selalu menyentuh bumi. Boleh kita refleksikan, dalam 24 jam, berapa jam kita tidak bersentuhan dengan bumi? Lebih dalam lagi maknanya, berapa jam kita tidak bersentuhan dengan unsur alam?

Kalau manusia tidak bersentuhan dengan bumi, boleh jadi, 1 jam, 2 jam, 24 jam, atau 6 bulan; misalnya sedang terbang dari Jakarta ke salah satu kota di Indonesia atau ke salah satu stasiun ruang angkasa; tapi toh akhirnya kembali mendarat di bumi kan... Nah kalau malaikat... Mau berapa jam, berapa hari, atau berapa tahun, juga tidak masalah baginya...

Ayah saya pernah mengungkapkan bahwa gambar (kaki) malaikat yang sedang terbang, tidak pernah menyentuh bumi, adalah simbol bahwa alangkah ringannya pikiran kita, jika pikiran kita tidak pernah "attach" / bersentuhan dengan suatu objek yang ada di bumi ini.

Malaikat boleh saja melanglang buana di muka bumi ini, tetapi mereka tidak pernah menyentuhkan kakinya di bumi. Sekalipun berhenti untuk ngobrol dengan manusia (seperti yang mungkin pernah kita lihat pada suatu gambar), tetap saja posisinya sedang melayang-layang... (ringan banget ya bro...)

Implikasinya, sekalipun pikiran kita sedang fokus pada suatu objek, ada baiknya pikiran kita tetap "detach" / memiliki jarak dari objek tersebut. Pikiran yang tetap "detach" adalah kondisi pada saat pikiran tidak menilai (+/-, penting/tidak penting, enak/tidak enak, cantik/tidak cantik, suka/tidak suka, mahal/tidak mahal, perlu/tidak perlu, dst.) tentang objek yang sedang kita hadapi. Seberapa ringan pikiran kita, kalau kita tidak melakukan penilaian pada suatu objek? (jangan-jangan ilmu meringankan tubuh, diawali dari ilmu meringankan beban pikiran ya... hehehe)

Wauw...
Keren juga ya kalau kita memiliki disiplin seperti malaikat, yang tidak "menyentuh bumi" :)
Kalau ada teman atau saudara kita yang memiliki disiplin seperti itu, tidak "menyentuh bumi", mungkin malaikat itu memang benar-benar ada atau bukan sekadar simbol :)

Dan... jika ada kesempatan benar-benar bertemu dengan sosok malaikat, saya berencana melakukan wawancara dengan beliau (malaikat); setidaknya ada tiga pertanyaan yang akan saya ajukan, yaitu:
  1. Apakah Anda pernah merasakan emosi negatif (tertekan, marah, takut/cemas, malu, dsb.) ketika menghadapi kondisi/situasi tertentu?
  2. Jika iya, kondisi/situasi apa yang dimaksud oleh Anda? Apa boleh dijelaskan/diberikan contoh?
  3. Bagaimana Anda mengatasi kondisi/situasi yang berpotensi menimbulkan emosi negatif tersebut? 
  4. dst.
:-)