Sunday, June 26, 2022

04 & 08. Bertapa: Sulit, menderita? Nnggak makan, nggak minum? Nggak juga sih...

Kok ada ya... orang punya hobby bertapa?

Hehehe... hari ini, Orangtua memberikan inspirasi apa makna dari bertapa.

Bertapa = Menyanyi dan Menari (dalam Kebahagiaan)

Apakah semua orang bisa bernyanyi dan menari?

Bisa...

Menyanyi yang paling mudah adalah hanya dengan melantunkan nada atau bersiul.

Menari yang paling mudah adalah dengan menggoyang-goyangkan tangan dan kaki.

Coba lihat / ingat-ingat bagaimana anak-anak, remaja, orang dewasa, kakek/nenek yang secara refleks (tidak memikirkan bagaimana goyangan tangan/kaki), ketika mendengarkan musik/lagu? Atau secara spontan berusaha mengikuti nada musik/lagu? 😃 

Ideal banget jika bisa bernyanyi seperti pemenang "..... Idol" atau jika bisa menari seperti juara lomba nari.  


Bernyanyi dan menari itu, membahagiakan lho...

Orang tua dan anak bisa bernyanyi dan menari bersama-sama. (Bisa dengan teman-teman, bisa dengan bos/atasan, atau bahkan bisa dengan banyak orang yang mungkin tidak saling kenal lho.... coba deh lihat betapa bahagianya rekan-rekan yang sedang menari poco-poco.

Dengan bernyanyi dan menari, kita menjadi bahagia, menjadi bersatu. 

Dengan bernyanyi dan menari, kita meletakkan beban pikiran barang sejenak, pikiran menjadi lebih rileks, lebih segar.


Pikiran segar siap digunakan untuk berpikir dan merencanakan hal-hal yang baik. 

Tujuan bernyanyi dan menari, sama dengan tujuan bertapa

Ya, sama: pikiran menjadi lebih rileks dan lebih segar.


Yuk, kita setel musik/lagu, dan siap untuk bertapa (dengan bernyanyi dan menari).

Berlenggang patah-patah....  Ngana pe goyang pica-pica...

(versi Jl. Thamrin)

(versi Rutan Klas 1 Cipinang)

Sunday, June 12, 2022

04, 07, 12. Bekal Pendidikan lebih Berharga?

Hari ini, saya mengingat pesan Orang Tua ketika saya masih di bangku sekolah dasar... "Nak, bekal-pendidikan jauh lebih berharga daripada bekal harta/kekayaan fisik/materi ya...

Saya merenungkan, apa sebenarnya yang dimaksud oleh Ayah/Ibu bahwa bekal-pendidikan lebih berharga daripada harta fisik/materi?


Berikut adalah hasil renungannya Mas Bro./Mba' Sis.:

Dalam memperoleh bekal pendidikan, kalau kita refleksikan, kita ternyata bukan saja mendapatkan materi (content) pengetahuan umum, pengetahuan alam, dan berbagai keterampilan, lho... Dalam memperoleh bekal pendidikan, sebenarnya ada harta/kekayaan (halus) yang sedang kita kumpulkan dari setiap jenjang pendidikan.

Harta/kekayaan (halus) yang sedang kita pelajari/kumpulkan setidaknya ada tiga, Bro.; yaitu: (a) kita mengumpulkan semangat/antusiasme (07), (b) kita mengakumulasi ketenangan/kedamaian sebagai dasar untuk berkonsentrasi (12), dan (c) kita dilatih untuk senantiasa merasa senang/bahagia (04). 

Dalam proses pendidikan, kita sebenarnya juga belajar bagaimana selalu bersemangat/antusias (07). Semangat bangun pagi, semangat mengerjakan tugas, semangat mempersiapkan ujian, semangat membaca artikel, semangat mengumpulkan laporan, dll. Proses pendidikan secara halus telah membuat kita terbiasa untuk terus bersemangat (merasa antusias). "Cemungudhh..." (hehehe... jadi ingat kata-kata yang sering diucapkan oleh teman-teman S3-Psi-UI-2011 😃)

Dalam proses pendidikan, kita dibiasakan untuk mampu berkonsentrasi. Bagaimana agar mampu berkonsentrasi? hehehe...  setidaknya dengan cara latihan mengheningkan cipta Bro...., boleh diingat-ingat, Bro.: apakah kita terlatih untuk mengheningkan cipta pada saat upacara? 😃 Melalui sikap hening/tenang/damai (12), kita dapat merasakan pengalaman konsentrasi secara penuh. Materi pelajaran/bacaan dapat kita serap lebih optimal, saat kita dalam situasi tenang/damai. Apakah Mas Bro. / Mba' Sis. sering menikmati bagaimana situasi di perpustakaan sekolah/kampus yang sangat tenang dan damai? (kebiasaan tenang/damai adalah harta yang sempat kita kumpulkan)

Dalam proses pendidikan, kita selalu dilatih bersenang/berbahagia (12), khususnya saat kita berdiskusi dengan dengan Ibu/Bapak guru, dan juga dengan teman-teman. Ada slogan yang mungkin pernah didengar/diingat oleh Bro. & Sis. "kepala boleh panas (berpikir, menganalisis, berargumen), namun hati tetap dingin (tidak emosi)". Bagi saya, slogan tersebut benar... Saat berdiskusi, kadang kita ngalur-ngidul dengan berbagai konsep yang boleh jadi menimbulkan pertentangan pendapat/ide; namun, kita perlu ingat bahwa diskusi hanyalah metode belajar.  Diskusi adalah metode belajar yang sangat menyenangkan, apalagi sambil ngupi-ngupi. 😃☕


Jadi, terima kasih Ayah/Ibu, setidaknya bekal-pendidikan benar adalah harta/kekayaan yang tidak termusnahkan, tidak terbatas, dan bahkah semakin bertambah saat digunakan. Harta fisik boleh jadi bisa habis, tetapi harta bekal-pendidikan, kebalikannya. Semakin kita tertarik, selalu ingat, dan sering menggunakan harta semangat/antusiasme (07), harta ketenangan/kedamaian (12), dan harta kebahagiaan (04), semakin harta/kekayaan tersebut terkumpul dan bertambah.


Nah, kita tutup dengan pertanyaan renungan....

Apakah jika (T1) hari ini, kita memilih untuk semangat, merasa damai dan bahagia, besar kemungkinan pada (T2) keesokan hari, kita merasakan semangat/antusias, damai, dan bahagia?


T1 = Time 1 (hari ini)

T2 = Time 2 (esok hari)


Menggunakan harta/kekayaan (semangat, kedamaian, kebahagiaan) pada hari ini (T1), adalah menabung semangat, kedamaian, kebahagiaan untuk esok hari (T2).

 

Mari kita ber-eksperimen (dengan diri kita)... 👀👂👃💜