Saturday, September 25, 2010

08. Perasaan "Terhubung" adalah Esensi Keberuntungan

Kita kadang mengaitkan kata “keberuntungan” dengan suatu peristiwa atau objek di luar diri kita, atau dengan kata lain, keberuntungan bersifat objektif. Tetapi, setelah direnungkan lebih lanjut, ternyata keberuntungan adalah sesuatu yang bersifat subjektif.

Keberuntungan adalah perasaan yang  dirasakan oleh individu. Kadar perasaan tersebut, dapat berbeda-beda dalam diri setiap orang. Seringkali, kadar perasaan tersebut menurun atau berkurang, khususnya pada saat kita mengalami peristiwa yang buruk. Kita sering mengungkapkannya dengan kata-kata, “…hari ini saya kurang beruntung…”

Ketika perasaan kurang beruntung hadir dalam diri kita, kita dapat merefleksikan bahwa kita cenderung merasa kurang atau bahkan kehilangan semangat. Kita menjadi tidak ingin melakukan apa-apa. Demikian sebaliknya, saat kita merasa beruntung hari ini, kita merasa lebih bersemangat.

Untuk membuat perasaan beruntung lebih stabil, bukan tergantung pada peritiwa di luar diri kita (yang seringkali kurang stabil), kita perlu mencari esensi dari perasaan beruntung. Esensi dari perasaan beruntung adalah “ingatan” bahwa kita selalu terhubung dengan “Orangtua” kita. Orangtua adalah sosok yang memberikan kita pengetahuan, kasih sayang, rasa aman/tentram, rasa damai, dan lain-lain. Ingatan terhadap berbagai kebaikan dari Orangtua kita,  membuat kita merasa sangat beruntungberuntung jutaan kali… :-) 

Perasaan "terhubung" dengan Orangtua, bersifat subjektif. Bagaimanapun peristiwa yang kita alami, jika perasaan "terhubung"  yang kita miliki bersifat akurat dan stabil, maka kita akan merasa beruntung dan didukung.

Perasaan beruntung dan didukung membuat kita senantiasa bersemangat :)