Tuesday, October 5, 2010

09. Demi Tuhan... Saya akan...

Mengapa Gajah Mada, yang dikenal dengan Sumpah Palapa, mampu mempersatukan Indonesia di bawah naungan Kerajaan Majapahit? Konon katanya, wilayah Majapahit lebih luas daripada wilayah Indonesia saat ini...

Kalau saja yang mengucapkan Sumpah Palapa adalah Hayam Wuruk, mungkin nama Gajah Mada tidak setenar saat ini... hehehe... 

Ada apa dengan Sumpah Palapa?
Sumpah Palapa yang membuat Gajah Mada menjadi penuh kekuatan,
atau kekuatan Gajah Mada yang membuat Sumpah Palapa terlaksana?

pertanyaan di atas, coba kita turunkan sedikit kadar kesulitannya menjadi....
Mengapa Gajah Mada begitu kuat memegang teguh sumpahnya, sementara kita sebagai orang awam, kadang sulit memegang sumpah yang kadar kesulitannya, sudah pasti tidak sesulit Sumpah Palapa?

Untuk menjawabnya, mari kita berteori untuk menganalisis satu per satu kemungkinan penyebabnya.

Pertama, mungkin karena Gajah Mada mengucapkan sumpahnya di hadapan banyak orang. Apa iya…? Kalau kita pikir-pikir, apakah ada fenomena yang pernah kita lihat, bahwa sumpah yang diucapkan di hadapan banyak orang, bahkan diliput oleh media massa, tetap saja dilanggar oleh yang mengucapkannya. Kalau ada, maka seseorang begitu kuat memegang teguh sumpahnya, bukan karena diucapkan di hadapan banyak orang.

Kedua, mungkin karena dalam pengucapan sumpahnya, Gajah Mada didampingi oleh pemuka agama, sehingga pengucapan sumpah tersebut menjadi teguh dan sakral. Kemungkinan kedua ini, boleh jadi benar. Tetapi, kasusnya sama dengan kemungkinan pertama. Kita boleh bertanya, bahwa apakah ada potensi/kemungkinan bahwa sumpah tersebut dilanggar; khususnya, jika pemuka agamanya sudah tidak lagi berada di sisi yang mengucapkan sumpah… hehehe…Kalau ada, maka seseorang begitu kuat memegang teguh sumpahnya, bukan karena didampingi oleh pemuka agama.

Lalu, kira-kira apa ya?

Kemungkinan ketiga adalah karena Gajah Mada menjalankan prinsip integrity. Dalam pengucapan  sumpah, besar kemungkinan Gajah Mada sangat memahami makna/arti dari setiap kata yang diucapkannya.

Dengan memahami makna/arti dari setiap kata, maka suatu kata menjadi agung atau penuh kekuatan. Kata-kata yang penuh kekuatan, adalah sumber energi bagi kita untuk melakukan sesuatu; atau dengan kata lain, pemahaman kita terhadap arti/makna kata, adalah dasar/syarat utama kita untuk merealisasikan suatu perilaku.

Besar kemungkinan, Gajah Mada begitu teguh memegang sumpahnya, karena kata-kata yang diucapkan olehnya, mengandung kekuatan yang mahadasyat. Kekuatan mahadasyat tersebut, boleh jadi hanya bisa dirasakan oleh Gajah Mada pribadi. Kita yang mendengar sumpah yang diucapkan oleh beliau, boleh jadi hanya menganggap sumpah tersebut hanya merupakan susunan kata-kata sederhana.

Mungkin…mungkin lho ya… sebelum mengucapkan sumpah, Gajah Mada meminta waktu dahulu kepada Raja Hayam Wuruk dan juga kepada Kepala Kantor Kerajaan, untuk hening… 3 menit, 3 hari, 3 minggu, 3 bulan, atau 3 tahun...untuk benar-benar merenungkan dan mendapatkan makna… dari kata-kata yang akan diucapkannya….

Dengan demikian, pelajaran yang dapat kita ambil dari Sumpah Palapa adalah….
daripada…
kita berhasil mengucapkan banyak kata…
tetapi kita tidak mampu menjalankan apa yang kita ucapkan…
lebih baik…
kita berhasil memahami bahkan menjiwai makna/arti dari satu kata
ya... satu kata....setidaknya untuk hari ini :)