Saturday, October 2, 2010

07. Kecerdasan Memilih Hiburan

Salah satu cara memperoleh kebahagiaan adalah dengan meningkatkan perasaan mampu atau perasaan kontrol/kendali diri. Semakin kita merasa mampu atau merasa bahwa segala sesuatunya dapat ditangani dengan baik, semakin bahagialah kita. Hal-hal yang berada di luar kontrol/kendali diri, yang tidak dapat tertangani, cenderung membawa perasaan tidak mampu, tidak berdaya, kecewa, frustrasi, atau perasaan tidak bahagia.

Saat kita menyebut-nyebut kata bahagia, seringkali konotasi yang muncul adalah hiburan. Jika ini adalah sebuah penelitian, maka pertanyaan penelitiannya adalah: (a) apakah jenis hiburan memengaruhi kebahagiaan? (b) jenis hiburan apa yang lebih membawa kebahagiaan?

Orang awam, tanpa perlu melakukan penelitian, akan langsung meyatakan “ya” untuk pertanyaan penelitian pertama. Di dalam benak orang awam, ada hiburan-hiburan tertentu yang membuatnya bahagia. Oleh sebab itu, sudah pastilah jenis hiburan memengaruhi kebahagiaan…hehehe…

Untuk pertanyaan penelitian kedua, yaitu jenis hiburan apa yang lebih membawa kebahagiaan, sesuai dengan landasan berpikir di atas, tesis yang diajukan adalah: jenis hiburan yang berada di dalam kontrol/kendali kita, akan membawa kebahagiaan; atau, semakin jenis hiburan bersifat ada dalam kendali/kontrol diri kita, maka semakin jenis hiburan tersebut membawa kebahagiaan bagi diri kita.

Pertanyaan selanjutnya sebagai operasionalisasi dari tesis yang kita ajukan adalah, jenis hiburan apa yang berada di dalam kontrol/kendali diri?

Saat kita mencoba membuat daftar jenis hiburan, maka boleh jadi muncul beberapa alternatif hiburan seperti: pergi ke suatu pesta/perayaan, berbelanja, berolahraga, menonton TV, dll.  

Semua jenis hiburan yang muncul dalam daftar, boleh-boleh saja dilakukan, asalkan lulus uji, bahwa hiburan tersebut benar-benar membawa kebahagiaan. Jika tidak lulus uji, maka jangan mengharapkan bahwa jenis-jenis hiburan tertentu membawa kebahagiaan yang permanen.

Contoh pertama, hiburan jenis pesta/perayaan. Seberapa besar kita mampu mengendalikan jalannya pesta/perayaan. Pada saat/setelah berlansungnya suatu pesta, apakah ada hal-hal yang berpotensi membuat kita merasa kecewa. Jika masih ada, itu adalah tanda bahwa pesta/perayaan adalah jenis hiburan yang membawa kebahagiaan yang kurang permanen.

Contoh kedua, menonton TV. Seberapa besar kita mampu mengendalikan acara TV. Paling top, kendali yang dapat kita lakukan pada acara TV adalah dengan mengganti channel, saat kita tidak menyukai suatu acara. Hal yang kadang terjadi, adalah pada saat kita menonton TV, kita terlena, merasa asyik, tidak mengganti channel. Tetapi entah mengapa, acara TV yang kita tonton, ironisnya membuat kita kecewa, jengkel, bahkan sampai kita berkomentar macam-macam (apalagi kalau menontonya rame-rame…hehe…). Jika situasinya seperti ini, apakah menonton TV adalah hiburan yang memberi kebahagiaan atau kekecewaan.  

Contoh ketiga dan seterus, dapat menggunakan prinsip yang sama. Lakukanlah evaluasi, apakah suatu jenis hiburan tertentu, membuat kita mengalami kebahagiaan permanen atau kadang justru membawa kita ke dalam kondisi kekecewaan.

Untuk sang jiwa, kebahagiaan sejati tidak dapat diharapkan dari sesuatu yang di luar kontrol/kendali diri (bersifat eksternal). Kebahagiaan sejati dapat ditemukan, dengan tidak menghindari diri sendiri atau mencari hal-hal yang bersifat eksternal (yang bersifat tidak permanen); tetapi, dengan mendekati sang jiwa, yang ada di dalam (yang bersifat permanen).

Kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan kita memilih hiburan yang sepenuhnya berada di dalam kendali/kontrol kita :)