Saturday, February 5, 2011

09. Membidani Kejujuran dengan Sikap Optimis

Di saat kita memberikan kesempatan kepada jiwa lain (dalam wujud orang tua, sebaya, atau anak-anak) untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, ada tiga kemungkinan respons yang akan menyertainya, yaitu: perasaan senang saat mendengarkannya, perasaan biasa saja (datar), atau perasaan kecewa (bahkan marah).

Respons berupa perasaan senang saat mendengarkan jiwa lain mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, akan membuat jiwa lain lebih berani (untuk mengulangi perbuatan tersebut di kemudian hari). Sedangkan respons berupa perasaan kecewa (bahkan marah), akan membuat jiwa lain kapok dan jera. Di kesempatan berikutnya, kecil kemungkinannya jiwa lain akan jujur untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.

Di saat kita memberikan kesempatan kepada jiwa lain (dalam wujud orang tua, sebaya, atau anak-anak) untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, adalah saat-saat yang baik untuk mencari solusi. Saat-saat baik tersebut akan menghasilkan solusi jika kita optimis bahwa ada sesuatu yang baik yang tersembunyi dalam segala hal yang terjadi. Insight/makna/pelajaran apa yang dapat kita diskusikan bersama, pada saat  jiwa lain (dalam wujud orang tua, sebaya, atau anak-anak) mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
  
Optimis artinya kita yakin bahwa peristiwa buruk hanya terbatas pada waktu, tempat, dan situasi tertentu saja; sedangkan peristiwa baik akan senantiasa ada pada berbagai waktu, tempat, dan situasi. Peristiwa baik (solusi) akan senantiasa ada pada saat kita berani menerima dan menghargai jiwa lain mengekspresikan dirinya secara jujur (apa adanya).