Friday, November 22, 2013

Sangat Bosan .......; ..02..; .......; ..04..; .......; ..06..; ....... Sangat Bermakna/Bernilai



Saat rekan/saudara kita, dirundung kebosanan, sering kali solusi yang diambil didasarkan pada logika yang SANGAT SEDERHANA, yaitu: “agar tidak bosan, maka perlu adanya pergantian suasana, perlu adanya variasi kegiatan, perlu langganan lebih banyak channel TV, dan seterusnya... bahkan sampai berpikir.... untuk menghilangkan kebosanan, sesekali perlu berganti partner...” wooww... LOGIKA SANGAT SEDERHANA namun SANGAT BERISIKO... (hehehe... jadi inget konstruk psikologis yang namanya risk taking behavior...)

Logika di atas, bukanlah logika kita yang memahami sumber kebahagiaan...

Kita yang memahami sumber kebahagiaan, akan sangat berhati-hati dalam menganalisis mengapa sang jiwa mengalami kebosanan.

Coba ingat-ingat, saat terakhir kali kita pernah merasa bosan....

Saat itu..., besar kemungkinan muncul pikiran bahwa hal-hal di sekitar kita, tidak ada yang dapat memenuhi apa yang kita inginkan. Hal-hal di sekitar kita (misalnya, situasi pekerjaan, orang-orang, atau berbagai acara TV), dirasa tidak membuat hidup ini bergairah/bermakna... dirasa tidak memberikan sensasi.... Pokoknya... bosan... bosan banget... nget...

Coba kita teliti berulang-ulang... kira-kira... darimana datangnya kebosanan tersebut?

Dari luar diri, atau dari dalam diri...

Logikanya... kalau kebosanan datang dari luar, maka dengan mengganti pekerjaan, beralih dari orang-orang di sekitar kita, atau dengan mengganti-ganti acara TV, kebosanan itu akan hilang... Iya kalau kebosanannya hilang... kalau minggu depan datang lagi? atau kalau besok datang lagi? atau yang lebih parah... sudah gonta-ganti sono sini, tetap saja bosan.... nah lho...?!??!!

Apakah tesis bahwa sumber kebosanan tersebut datang dari luar diri, masih kuat? (cek saja dengan pengalaman pribadi; apa hal-hal dari luar diri kita yang menjadi sumber kebosanan. Kira-kira, kalau sumber kebosanan itu kita ganti, apakah sumber kebosanan itu akan hilang atau datang lagi?)

Hanya kita yang cukup cerdas, yang dapat memahami bahwa ternyata kebosanan tersebut datang dari atau ada di dalam diri, tepatnya bercokol dengan sangat kuat, di dalam pikiran kita sendiri... hiii.... kalau saja kita bisa melihat sosoknya.... mengerikan lho Bro...

Kebosanan pada hakikatnya adalah cara berpikir yang salah.

Cara berpikir yang salah, membuat kita merasa bosan... Mendiskusikan cara berpikir yang salah boleh saja, namun lebih kompleks dan agak membuang waktu...

Lebih mudah dan lebih efisien kita mendiskusikan bagaimana CARA BERPIKIR YANG BENAR...

CARA BERPIKIR YANG BENAR, membuat hidup ini lebih bergairah dan lebih bersemangat...


CARA BERPIKIR YANG BENAR adalah:

Berpikir bahwa setiap hari setidaknya sudah ada satu TUJUAN yang sedang/telah kita capai; atau berpikir bahwa setidaknya ada satu AGENDA yang sedang/telah kita selesaikan. 
  
Berpikir bahwa setiap hari setidaknya ada tiga NILAI yang kita terapkan, contoh: (02) nilai Love, (04) nilai Happiness, atau (06) nilai Cooperation. Arti dari contoh tersebut, yaitu: 
  • (02) hari ini setidaknya ada satu pengetahuan/pengalaman yang kita berikan/bagikan/ceritakan kepada orang lain, atau kepada-Nya;
  • (04) hari ini setidaknya ada satu peristiwa atau satu orang yang membuat kita bersyukur menjadi lebih mengenal-Nya; 
  • (06) hari ini setidaknya ada satu orang yang kita ajak berkomunikasi... berkomunikasi tentang apa... ya tentang NILAI.... NILAI yang sudah kita atau rekan/saudara kita terapkan hari ini :-)


CARA BERPIKIR YANG BENAR, membuat hidup ini lebih bernilai (jauh dari kebosanan) :-)

Yuk... kita ukur NILAI hidup kita yuk...  
:-)