Monday, April 9, 2012

03. Jauh di Mata, Dekat di Hati

Ketinggian/kerendahan hati bukan diukur dari permukaan laut. 


Jarak ketinggian/kerendahan hati dari permukaan laut, kurang lebih sama bagi semua orang. 


Kriteria yang membedakan  ketinggian/kerendahan hati, adalah seberapa jauh jarak hati kita dari jarak hati-Nya (Sang Sumber Kehidupan)

Kita asumsikan saja bahwa letak hati Sang Sumber Kehidupan, berada di lubuk hati kita yang paling dalam....

Orang yang rendah hati, kadang mengucapkan permohonan maaf, dengan disertai kata-kata puitis seperti ini, "sudilah menerima permohonan maaf dari lubuk hatiku yang paling dalam"

Pertanyaannya, dimanakah letak "lubuk hati yang paling dalam" ???


Walaupun namanya lubuk hati yang paling dalam, tetapi tempatnya jelas bukan di dalam dada atau di dalam kepala kita. (jangan coba-coba dibuktikan dengan membelah dada atau membelah kepala dengan pisau lho ya :)



Tempat  "lubuk hati yang paling dalam" ada di suatu lokasi yang hanya bisa dibayangkan, dipikirkan, dan diingat. 


Secara fisik, lokasi tersebut sulit dijangkau. Kalaupun dapat dijangkau (dengan bantuan teknologi terkini), untuk mencapainya kita membutuhkan waktu beribu/berjuta tahun cahaya....hehehe.... laama sekaleee :)


Secara non-fisik, dengan pikiran dan ingatan, lokasi tersebut dapat dijangkau hanya dalam waktu 1 detik....

wauw...pikiran kita sepertinya jauh lebih hebat yak dari teknologi NASA :)
bayangkan....mencapai tempat yang sulit terjangkau, hanya membutuhkan waktu 1 detik saja....

yahh, supaya lebih konkret, kita bisa menganalogikannya dengan pepatah yang mengatakan... 
"jauh di mata, dekat di hati...  (di lubuk hati)" hehehe.... 


bagaimana?? seperti orang pacaran jarak jauh ya...., disertai adanya kontak batin...hehehe...


Kembali ke lubuk hati yang paling dalam....

Kalau ibarat ruangan, kondisi ruang/lubuk hati yang paling dalam, boleh jadi sama, atau bahkan melebihi ruangan VVIP. Pernah melihat/mengunjungi ruangan VVIP?


Ibarat ruangan super VVIP, semua fasilitas yang dibutuhkan, sudah tersedia secara lengkap... super lengkap. 
Nah...sebagai konsekuensinya, kita tidak perlu membawa milik kita, ke ruang/lubuk hati yang paling dalam tersebut.


Lho kok tidak perlu...?
yah karena semua yang ada di ruang/lubuk hati yang paling dalam, sudah tersedia dengan lengkap;  
jadi tidak perlu membawa segala sesuatu dari luar yang bersifat milik-ku...


milik-ku tidak ada "artinya" di ruangan/lubuk hati yang paling dalam tersebut...

Hehehe... terkadang sekalipun kita tahu bahwa untuk masuk ke ruang/lubuk hati yang paling dalam tidak perlu membawa apapun milik-ku, tetapi kita masih khawatir menanggalkan milik-ku...

Begini saja....pokoknya, tidak usah cemas, tidak usah khawatir....tenang saja.... relax....
di dalam ruang tersebut, semuanya sudah tersedia... prinsipnya, kalau kita masih membawa milik-ku, justru kita tidak diperbolehkan masuk :)

Jika kita ingin bermain-main atau masuk ke ruang/lubuk hati yang paling dalam, tanggalkan dahulu seluruh milik-ku :) atau sementara serahkan dahulu seluruh milik-ku, untuk ditransformasikan menjadi milik-Mu...

Saat kita menanggalkan semua milik-ku,
Saat semua menjadi milik-Mu,

Saat kita boleh masuk ke dalam lubuk hati yang paling dalam,
Saat kita menjadi rendah hati,
Saat kita mengalami kedekatan hati dengan-Nya :)