Wednesday, August 10, 2011

07. Kursus Mengemudi Pikiran (GRATIS bagi peserta yang mendaftar pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga terakhir)

Kita dapat menyadari apakah kita sedang mengendalikan pikiran atau pikiran yang sedang mengendalikan kita. Tandanya gampang saja, yaitu dengan memeriksa buah-buah pikiran yang ada pada benak kita “pada detik ini”. Contoh beberapa buah pikiran, yang ada pada kondisi saat kita sedang mengendalikan pikiran, misalnya: “Saya adalah sosok yang sangat beruntung”, “Saya mampu mengendalikan keinginan/tubuh ini”, “Saya berguna bagi orang lain”, “Saya dapat mengambil manfaat/hikmah/nilai/makna dari setiap moment yang saya alami”, “Orang lain pada dasarnya baik dan selalu dapat menjadi baik”, atau “Hari ini saya sudah/akan menyelesaikan tugas …, …., ….”, dst.
Mudah-mudahan kita cukup sepaham mengenai efek dari kondisi bahwa kita sedang mengendalikan pikiran…
Mengendalikan pikiran artinya kita berpikir atas program (kata/kalimat/syntax) yang sengaja kita susun dan sengaja kita jalankan. Dengan kata lain, kondisi bahwa kita sedang mengendalikan pikiran, adalah sama dengan kondisi bahwa kita sedang memprogram benak/pikiran kita dengan kata/kalimat/syntax yang lembut, manis, namun berani, jujur, dan penuh kekuatan.  
Lalu, apa efeknya?
Efek bagi diri sendiri. Saat kita memprogramkan/menjalankan kata/kalimat/syntax seperti di atas, pada benak kita, maka kita telah membuat persepsi tentang diri menjadi lebih positif; atau bahwa kita berhasil mengubah persepsi negatif menjadi persepsi positif. (persepsi positif terhadap diri sendiri akan lebih stabil jika dilakukan secara berulang dengan konsisten)
Persepsi yang positif membuat kita menjadi “waspada/alert/sadar” secara psikologis, dan membuat kita mampu mempercayai bahwa diri kita adalah sosok yang memiliki sifat-sifat istimewa; kita umumnya menyebut kondisi ini, sebagai kondisi percaya diri. Sebaliknya, kita menyebut kondisi kurang percaya diri, saat kita tidak percaya bahwa kita bukanlah siapa-siapa, yang tidak memiliki sifat-sifat istimewa.
Mudah-mudahan Bapak/Ibu/Saudara percaya bahwa kita adalah sosok yang sangat beruntung; sosok yang mampu mengendalikan keinginan/tubuh ini;  sosok yang berguna bagi orang lain;  sosok yang dapat mengambil manfaat/hikmah/nilai/makna dari setiap moment yang kita alami; dan percaya bahwa kita adalah sosok yang mampu membuat rencana tugas yang akan kita selesaikan atau membuat checklist dari hal-hal yang sudah kita kerjakan…
Efek bagi orang lain. Orang lain akan mempercayai kita, jika kita menghargai/mempercayai diri sendiri. Sebaliknya, jika kita salah memprogramkan kata/kalimat/syntax dalam benak kita, misalnya dengan kata/kalimat/syntax: “Banyak keinginan saya yang tidak terkabul (karena yang bersangkutan kurang mampu mengendalikan berbagai keinginan/tubuh ini)”, “Kehadiran saya tidak dibutuhkan oleh orang lain”, “Hidup ini sia-sia, mengecewakan”, “Berbagai kegiatan yang saya ikuti kurang bermanfaat”, dan lain sebagainya…. maka kita harus sangat berhati-hati selama berhari-hari!
Cepat atau lambat, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, orang lain akan mengetahui atau setidaknya akan mengendus hal ini. Cepat atau lambat, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, orang lain akan melihat refleksi dari program yang kita jalankan pada benak kita, melalui sikap dan kata-kata kita. Sebelum hal ini terjadi, sadar-lah dan kembalilah ke posisi kemudi, ambil alih kendali, setup koordinat tujuan… dan pastikan bahwa kita sedang mengendalikan pikiran…hingga sampai ke tujuan.  
Kemampuan mengendalikan pikiran, membuat kita dapat sampai ke tujuan dengan cepat, akurat, selamat, secara terhormat… J  (dengan catatan, sebelum dunia kiamat…hehehe…)