Sunday, November 12, 2023

11. X, M1, M2: Cara Mengatasi Frustrasi (Y)

Apa yang terjadi ketika kita tidak mendapatkan hasil yang kita inginkan? 

Boleh jadi kita akan mengalami frustrasi, Bro. / Sis.


Frustrasi bagaikan saat seorang anak dilarang bermain, dilarang mendapatkan mainan yang dilihat/disukainya. 

Frustrasi tampak sebagai respons emosional saat individu mengalami penghalangan terhadap pemenuhan kebutuhan/keinginannya. Saat mengalami frustrasi, individu merasakan perasaan campur aduk seperti kesal, kecewa, marah, sedih, namun tidak tahu apa yang harus dilakukan...


Kalau boleh mengusulkan model penelitian, trajectory terjadinya frustrasi kita hipotesiskan sebagai Gambar 1 berikut ini.


Gambar 1

Trajectory terjadinya Frustrasi, menuju Positive Outcomes



1. Frustasi sebagai dependent variable (Y).

2. Keinginan/motivasi/kebutuhan sebagai independent variable (X).

3a. Keterbatasan internal (kemampuan fisik, kapasitas kognitif, dll.) sebagai moderator variable (M1).

3b. Hambatan external (peraturan, keputusan pihak otoritas, dll.) sebagai moderator variable (M2).


Pada saat ada keinginan/motivasi/kebutuhan (X), namun terdapat keterbatasan internal (M1) dan hambatan external (M2), maka individu berpotensi mengalami frustrasi (Y).


Lalu pertanyaannya, kalau Mas Bro./Mba Sis. mengalami frustrasi, apakah mau diam saja terpaku pada kondisi frustrasi, atau mau move-on keluar dari kondisi frustrasi yang dialami?

Jika kita mau move-on keluar dari kondisi frustrasi yang dialami, kita perlu mememiliki mekanisme coping


Apa sih coping tersebut? (apakah sama dengan Koping Ho?)

Mengacu pada Gambar 1 di atas, yang dimaksud coping  adalah cara/mekanisme agar kondisi frustrasi, yang diakibatkan tidak tercapainya keinginan/kebutuhan (X1), dapat teratasi menjadi kondisi positive outcomes

Dengan memahami coping strategy kita akan berhasil melakukan recovery hingga tercipta positive outcomes (merasakan emosi positif, mampu berkonsentrasi dalam aktivitas, berhubungan baik dengan orang lain, merasa berharga, dll.); sedangkan tanpa memahami coping strategy, kita terhambat melakukan recovery dan terjebak pada kondisi yang buruk (negative outcomes). 


Berdasarkan Gambar 1 di atas, cara mengatasi frustrasi dapat dilakukan setidaknya dengan tiga strategi:

1. Strategi X, yaitu dengan memodifikasi keinginan/motivasi/kebutuhan. Modifikasi dapat dilakukan dengan cara (a) mencari alternatif target keinginan atau (b) menurunkan standard yang kita inginkan. Contoh (a): kita ingin mencapai nilai 8 pada mata pelajaran Matematika; namun karena seringkali tidak tercapai walau sekeras apapun usaha kita, maka bolehlah kita mencari mata pelajaran lain yang dapat dijadikan target alternatif untuk mendapatkan nilai 8 (misalnya mata pelajaran seni musik, olah raga, bahasa daerah, dll.). Contoh (b): oleh karena nilai 8 sulit mencapai nilai 8 pada mata pelajaran Matematika, maka target kita turunkan; tidak usah mencapai nilai 8, tetapi mencapai nilai 6 saja; kita berpikir bahwa nilai 6  yang penting lulus Bro. / Sis.

2. Strategi M1, yaitu dengan mencoba mengatasi keterbatasan internal yang kita miliki. Keterbatasan internal dapat berupa pengetahuan kognitif, kemampuan sosial, keterampilan fisik, dll. pada diri kita. Sebelum kita atasi, keterbatasan internal perlu kita evaluasi Bro./Sis. Ada kalanya keterbatasan internal bersifat permanen, tidak dapat kita tingkatkan. Nah, pada kasus keterbatasan internal bersifat permanen..., mau nggak mau kita belajar menerima keterbatasan yang ada pada diri kita, Bro.... Namun, jika keterbatasan internal tidak bersifat permanen, berarti masih ada harapan bagi kita untuk mengatasi keterbatasn internal yang ada. Kita bisa berusaha/belajar untuk meningkatkan pengetahuan kognitif, kemampuan sosial, atau keterampilan fisik. Belajar bisa secara formal, bisa secara informal. Contoh (jika keterbatasan internal tidak permanen): saat kita ingin mencapai nilai 8 pada mata pelajaran Matematika, kita bisa mengikuti pelajaran tambahan dengan cara les Matematika, nonton video Matematika, ngobrol banyak dengan guru Matematika, latihan soal Matematika, dll.; (dengan catatan hasil pemeriksaan psikologis menunjukkan bahwa kemampuan numerik kita tergolong baik ya Bro./Sis.).   

3. Strategi M2, yaitu dengan cara mengetahui, memahami, dan mengikuti pola aturan dan arahan pihak otoritas. Umumnya sesuatu yang bersifat external (peraturan, keputusan pihak otoritas, situasi, cuaca, kemacetan lalu lintas, dll.) berpengaruh terhadap sukses/tidaknya kita mencapai/memenuhi kebutuhan/keinginan kita; namun sayangnya situasi external tersebut berada di luar kendali kita. Pada saat ada hambatan yang bersifat eksternal, sulit kita untuk melakukan modifikasi. Hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk memahami dan mengikuti pola, tuntutan, aturan, situasi eksternal. Jika hambatan external masih bisa kita prediksi/atasi, bolehlah kita tetap berusaha mencapai  keinginan/kebutuhan kita; dengan cara menetapkan ulang level target yang lebih terjangkau sejalan dengan keinginan/kebutuhan kita; atau dengan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang kita miliki. Namun demikian, jika hambatan external ini tidak mungkin kita atasi, apa boleh buat keinginan yang kita miliki sebelumnya, kita lepas, kita tinggalkan, kita lupakan; kita pertimbangkan target alternatif lainnya, yang mungkin sama baiknya atau bahkan lebih baik bagi pencapaian tujuan hidup.


Mudah-mudahan dengan tiga jenis coping strategy X, M1, M2 di atas, kita bisa move on dan mencapai positive outcomes

Ibarat kita sampai di terminal, apakah kita mau pilih lanjutkan perjalanan, atau mau pilih diam di terminal, Bro. / Sis.?

Pilih lanjutkan perjalan: berarti kita mampu move-on dari kondisi frustrasi, kita melanjutkan perjalanan menuju lokasi wisata positive outcomes; kita tidak membiarkan diri / pikiran larut pada hambatan yang bersifat internal external

Pilih diam (stay) di terminal: berarti kita sedang ragu ke arah mana kita akan melanjutkan perjalanan; kita berpotensi menghabiskan waktu, menghirup udara terminal yang mungkin kurang sehat, hingga kondisi kesehatan melemah (menjumpai negative outcomes)


Hayooo kita berangkat... Bus Sibual Buali sudah menunggu, Bro./Sis.

(puter youtube-nya / dengerin sampe habis ya

Versi lain Bus Sibuali Buali campursari

=============== Sejarah Bus Sibual Buali

Sejarah Sibual Buali

bus Sibualbuali, PO tertua di Indonesia