Tuesday, November 7, 2023

08. Thank you, God...

Terima kasih Bro. Jonathan Pratama Siladjaja... berkat ngobrol dengan Bro. Jonathan, saya menjadi dapatkan lagu bagus ✌️🙏 Nadanya bagus, liriknya juga bagus 👍👌

Lagu tersebut judulnya "Thank you" (by Cosmo Korg)

Saking bagusnya, Bro. Brilliant Sanny bersedia membantu membuatkan video dengan terjemahan Bahasa Indonesia untuk digunakan dalam MK Psikologi Positif (Gratitude). Terima kasih Bro. Sanny...

Dalam lagu Thank you tersebut berisi kata-kata yang sangat bagus untuk membantu ingatan kita kepada Tuhan, kepada sosok yang selalu memberikan cinta kasih kepada kita. 


Saya jadi ingat diskusi dengan Ayah mengenai bagaimana sih wujud cinta kasih Tuhan?

Apakah cinta kasih Tuhan hadir dalam bentuk barang/harta-benda, kemenangan, kesehatan, atau apa ya


Mendiskusikan bersama Ayah, mengenai bentuk cinta kasih Tuhan menghasilkan setidaknya tiga renungan:

Renungan 1. Jika cinta kasih Tuhan hadir dalam bentuk barang/harta-benda, Tuhan berpotensi dipersepsi tidak adil lho Bro... Orang yang punya banyak barang/harta-benda, terkesan lebih banyak menerima cinta kasih Tuhan; dibandingkan dengan orang yang hanya memiliki sedikit barang/harta-benda. Terkesan orang yang sedikit memiliki barang/harta-benda, kurang mendapatkan cinta kasih Tuhan. Bagaimana, Mas Bro./Mba' Sis. termasuk yang punya banyak barang atau yang punya sedikit barangCoba deh dipikir, apakah cocok Bro. jika cinta kasih Tuhan diidentikkan dengan barang/harta-benda yang kita miliki?  

Renungan 2. Jika cinta kasih Tuhan dalam bentuk kemenangan, bagaimana? Nah... ini juga... Tuhan bisa-bisa dipersepsi tidak adil / kurang fair. Misalnya ada dua kubu sepak bola akan bertanding, Tim Kesebelasan A dan Tim Kesebelasan B. Lalu, Tim Kesebelasan A memohon agar diberikan kemenangan, demikian pula Tim Kesebelasan B, tidak kalah khusyuk tiga hari tiga malam berpuasa dan berdoa memohon agar diberikan kemenangan... Lalu, di akhir pertandingan, hehehe... Tim Kesebelasan A menang, dan Tim Kesebelasan B kalah... hiks... kasihan Tim Kesebelasan B...  Nah... Tim Kesebelasan mana yang lebih disayang Tuhan? Apakah Tim Kesebelasan A lebih banyak menerima cinta kasih Tuhan dibandingkan Tim Kesebelasan B? Apakah Tim Kesebelasan A bersyukur atas "kemenangan" yang diterima dari Tuhan? dan Tim Kesebelasan B tidak ada yang patut disyukuri, karena tidak menerima kemenangan dari Tuhan? Lagi-lagi Tuhan berpotensi dipersepsi tidak adil, jika cinta kasih Tuhan hadir dalam bentuk kemenangan/kesuksesan.

Renungan 3. Bagaimana jika cinta kasih Tuhan kita hipotesiskan hadir dalam bentuk kesehatan? Sepertinya juga nggak dehh Bro... Saya kenal seorang sahabat (yang sudah almarhum) yang tidak diragukan lagi bahwa ia sangat dekat hubungannya dengan Tuhan. Sahabat saya termasuk orang yang menjaga kesuciannya, meluangkan waktu lebih dari orang pada umumnya untuk melayani Tuhan, berusaha menjaga kesehatan, menjaga makanan, rajin berolah raga, dll. Ehhh..., ternyata sahabat saya tetap jatuh sakit, bahkan hingga meninggal di usia relatif lebih muda daripada orang pada umumnya... Apa yang kurang coba? Apakah Tuhan tidak memberikan cinta kasihnya kepada sahabat saya? Mengapa Tuhan lebih memberikan kesehatan kepada orang lain? Mengapa sahabat saya yang sudah berusaha menjalin hubungan baik dengan Tuhan terkesan kurang diberikan kesehatan, jatuh sakit, hingga meninggal


Dari tiga renungan di atas, saya yakin bahwa cinta kasih Tuhan hadir bukan dalam bentuk harta-benda, kesuksesan/kemenangan, kesehatan, atau apapun dalam bentuk fisik. 

Cinta kasih Tuhan hadir dalam bentuk apa Mas Bro./Mba' Sis.?


Hasil diskusi dengan Ayah, menyimpulkan bahwa cinta kasih Tuhan hadir dalam bentuk vibrasi / gelombang pikiran.  

Vibrasi / gelombang pikiran di-encoding dalam bentuk pesan (message).

Ya, pesan... (pesanan sudah sesuai aplikasi ya 😊)


Cinta kasih Tuhan hadir secara sangat sangat halus, dalam bentuk vibrasi / gelombang pikiran. Orang umumnya menyebutnya dengan ilham, inspirasi, wangsit, buah pikiran baik, bisikan hati-nurani, atau apapun namanya, yang jelas dalam bentuk pesan yang sangat sangat halus... yang mungkin hanya bisa "didengar" pada saat kita benar-benar dalam keadaan hening.

Pesan (cinta kasih) Tuhan membimbing kita; membimbing kita agar bijak dalam memperoleh, mendapatkan, menggunakan harta-benda; agar kita berusaha berjuang memperoleh kemenangan, namun tidak patah semangat saat menghadapi kekalahan/kegagalan; agar kita mampu menerima/menghadapi rasa sakit...


Mungkin tidak terlalu salah jika kita tetap berterima kasih / bersyukur kepada Tuhan atas semua harta-benda, fasilitas, kesejahteraan, kesuksesan, kemenangan, kesehatan, makanan dan semua yang terbaik yang kita alami. 

Saya menduga, rasa terima kasih / syukur kepada Tuhan atas harta-benda, fasilitas, kesejahteraan, kesuksesan, kemenangan, kesehatan, makanan, semua hal terbaik yang pernah kita terima, boleh jadi karena kondisi psikologis yang bercampur aduk, saking bahagianya... 

Bahagia karena banyaknya pengalaman pikiran positif (eudaimonic) dan bahagia karena emosi positif terkait kesenangan fisik (hedonic). 


Terima kasih, Thank you God...