Sunday, August 19, 2018

12. Sukses secara Psikologis

Kalau boleh menebak, apa yang sangat ingin dicapai oleh kebayakan orang, adalah kata "Sukses".

Definisi mengenai "Sukses" pernah kita diskusikan pada artikel: "Indikator Kesuksesan". Pada artikel tersebut, "Sukses" ditandai oleh setidaknya 12 indikator.

Namun demikian, dari ke-12 interpretasi tersebut, jika boleh direduksi (agar lebih mudah diingat), hanya ada satu kondisi yang menjadi key indicator kesuksesan, yaitu perasaan damai/tenang/lega/ringan (Kode 12).

Perasaan damai/tenang/lega/ringan bukan berarti hidup sehari-hari kita jalani tanpa permasalahan, tantangan, atau tugas lho...

Justru... kesuksesan adalah ketika kita mengalami perasaan-perasaan tersebut (damai/tenang/lega/ringan) di setiap saat kita sedang menghadapi masalah/tantangan/tugas dalam hidup sehari-hari.

Kebalikannya, jika kita masih merasa gelisah/berat/terbebani  dalam menjalani hidup sehari-hari, boleh diduga bahwa kita belum sukses.

Kalau kesukesan itu bisa diukur, kita bisa melakukan self-evaluation, apakah perasaan / kondisi psikologis kita masing-masing, lebih condong ke kondisi/perasaan:
(a) gelisah/berat/terbebani (negatif), atau
(b) damai/tenang/lega/ringan (positif)?

Perasaan negatif vs. positif, adalah sesuatu yang bisa dilatih. Walaupun ada saja orang-orang yang lebih senang melabel dirinya: "Hey Masbro... saya ya... emang saya orangnya begini... sudah bawaan saya kalau saya orangnya suka marah"; Ditambah lagi di literatur kepribadian bahwa sub-trait [neuroticism] sulit diubah.

Percaya nggak percaya... akhirnya perlu percaya ya Masbro... di mana ada kemauan di situ ada jalan... kalau Anda mau, pasti bisa sukses...kaya'nya banyak benarnya tuh slogan yang menyatakan bahwa rasa bahagia adalah pilihan. (Baca: sukses adalah pilihan)

Dengan demikian, sama halnya bahwa perasaan gelisah/berat/terbebani (negatif); dan perasaan damai/tenang/lega/ringan (positif) adalah pilihan.

Nah... sekarang tinggal kita yang pilih: Mau sukses atau enggak?

ya Mau sukses donk ~ merasa  damai/tenang/lega/ringan...


METODE (udah kayak format jurnal, abis pendahuluan ada metode segala)

Masalahnya sering kali bukan karena mau v.s. tidak mau... Saya yakin bahwa kita semuanya mau...

Saya menduga/berhipotesis masalahnya adalah kurang percaya diri / tidak yakin terhadap diri sendiri.

Perasaan tidak yakin terhadap diri sendiri adalah generalisasi dari perasaan kurang berani terhadap suatu situasi/kondisi.

Maksudnya bagaimana?

Misalnya begini, kita memiliki banyak hubungan dengan siapa pun.... boleh saja sebenarnya punya banyak hubungan... tetapi perlu kita evaluasi... itu hubungan bernilai atau hubungan yang sia-sia...

Jika hubungan yang kita miliki akan mendukung tujuan hidup kita, itu adalah hubungan yang memiliki nilai...

Jika hubungan yang kita miliki justru menghambat tujuan hidup kita... nah ini yang dimaksud dengan hubungan sia-sia...

Pada kondisi hubungan yang sia-sia, suatu hubungan tidak dilanjutkan pun sebenarnya tidak apa-apa... Namun dengan beberapa alasan (bawah sadar), kita merasa kurang berani untuk memutuskan hubungan yang sia-sia tersebut.

Di dalam alam bawah sadar, kita masih berharap bahwa suatu hubungan yang terjalin akan membawa keuntungan/manfaat material/finansial di masa mendatang. (Ini bibit/buah pikiran hubungan sia-sia)

Begini saja... kalau memang merasa belum berani, yo wiss... asal kita tahu saja risikonya bahwa kita masih berpotensi memiliki perasaan gelisah/berat/terbebani (negatif); dan ingat lho... perasaan damai/tenang/lega/ringan (positif) adalah pilihan.

Miliki cara berpikir bahwa melayani/mencintai diri sendiri juga perlu/penting. (baca: melayani diri sendiri ~ membuat diri sendiri mencapai rasa damai/tenang/lega/ringan ~ sukses)

Lho... kok jadinya kesannya egois....
Nggak lah Bro..

Kalau kita damai, yang untung siapa? Gunanya apa? Ya.. orang lain... orang lain bisa kita layani dengan baik...

Sebaliknya, coba kalau kita gelisah, merasa beban, berat, dll... yang rugi siapa? Ya... orang lain... orang lain akan kita layani dengan muka cemberut... jutek kaya ketek... hehehe....

Yuk... latihan merasa: Bagaimana rasanya kalau kita memiliki perasaan damai/tenang/lega/ringan (positif)?

Atau boleh juga latihan: Bagaimana rasanya / perasaannya kalau jadi orang sukses? :-)