Sunday, May 12, 2024

11. Andai Ku Tahu (Waktu)

Judul artikel ini memang mirip dengan judul lagu Ungu Band: "Andai Ku Tahu". Lagunya enak buat dijadikan bahan perenungan... hehehe...  sambil ngupi-ngupi Bro./Sis., 

Lagu tersebut mengingatkan kita mengenai Waktu yang kita miliki sebentar lagi akan berakhir.... sayangnya..., kita mutlak tidak mengetahui kapan waktu kita akan berakhir... siapa coba yang mengetahui kapan waktu kita akan berakhir? kalau ada yang tahu boleh japri ya... (seperti pesan-pesan di WAG πŸ˜„)

Waktu adalah harta yang paling berharga setelah pikiran. Orang Tua pernah berpesan kita perlu menjaga atau mampu mengelola harta dengan sangat baik.  

Ya... kita perlu mampu mengelola dan memanfaatkan harta (pikiran dan waktu) kita dengan sangat baik.

Harta PertamaPikiran. Pikiran adalah harta yang paling berharga melebihi uang. Melalui pikiran, kita dapat berpikir bagaimana cara melakukan pelayanan, bagaimana cara memanfaatkan waktu dengan baik, bagaimana berusaha memperoleh uang dengan cara yang baik; melalui pikiran, kita dapat memperoleh kebahagiaan/kedamaian yang kadang tidak bisa didapat dengan hanya memiliki uang. 

Pikiran  menjadi harta yang sangat berharga, jika pikiran berisi asosiasi bebas mengenai berbagai nilai-nilai luhur (kerjasama, tanggung jawab, kejujuran, toleransi, dll.).  Pikiran mengenai nilai-nilai luhur akan memberikan dampak kesuksesan / kelulusan kita dalam menghadapi ujian kehidupan. 

Harta keduaWaktu. Ingat Bro. / Sis., saat menghadapi Ujian, semua peserta ujian diberikan waktu yang sama; Pengawas / penjaga ujian akan mengingatkan kita jika Waktu akan berakhir. Namun, dalam ujian kehidupan, kita tidak diberitahu, kapan waktu akan berakhir...  seringkali mendadak, tanpa disangka-sangka. Jadi... bener juga tuh lagu dari Ungu Band... Andai Ku Tahu....

Seperti halnya pikiran, waktu juga bisa menjadi hal yang lebih berharga daripada uang. Kata orang, kalau kita kehabisan uang, kita bisa mencarinya kembali; tetapi kalau kita kehabisan waktu atau kehilangan waktu, kita tidak bisa mencarinya kembali... hiks.. 😭

Alam semesta tidak bisa diajak berkompromi untuk memberikan perpanjangan waktu kepada kita, Bro. / Sis. Namun demikian, alam semesta ini adil lho Bro. / Sis. Boleh jadi seseorang kurang memiliki kekayaan materi, tetapi orang tersebut memiliki waktu yang sama banyaknya (24 jam / hari) dengan orang yang paling kaya secara materi. Bagaimana menurut Bro. / Sis.

Waktu saat ini, atau waktu muda menjadi hal paling berharga dalam hidup kita. Kehilangan waktu / kesempatan saat ini; atau kehilangan masa muda, tidak dapat diulang kembali lagi. Tanyakan kepada diri sendiri, jika masa muda bisa diulang, apa yang akan kita lakukan pada saat itu... Jangan-jangan ada sedikit unsur penyesalan.... hiks... kalau saja dulu ketika masih muda saya menjalani gaya hidup sehat....; kalau saja dulu saya menekuni belajar pengetahuan/keterampilan ... ; dst., dst. 

Sekali kita sudah kehilangan waktu/kesempatan, tidak perlu kita sesali, Bro./Sis... Penyesalan justru akan menghabiskan waktu lebih banyak... hehehe...  Hal yang bisa kita lakukan untuk mengganti waktu yang hilang adalah merencanakan hal yang lebih baik untuk dilakukan di masa mendatang. Di awal hari atau di malam hari, gunakan waktu yang ada untuk memikirkan rencana, hal apa yang akan kita lakukan besok  / di masa yang akan datang. 

Seperti pepatah Abraham Lincoln: “Give me six hours to chop down a tree and I will spend the first four sharpening the axe.” Berikan waktu enam jam kepada saya untuk menebang pohon; saya akan menggunakan empat jam pertama untuk mengasah kapak. (baca: persiapan / perencanaan)... hehehe... benar Bro./Sis. Gunakan banyak waktu untuk persiapan/perrencanaan... seperti juga atlet olimpiade yang hanya bertanding 90 menit, tetapi persiapan lebih dari 9 bulan bahkah lebih lama lagi ya ... Jika kita dapat mengelola waktu dengan baik, sebenarnya selalu ada waktu yang cukup untuk melakukan perencanaan

Ibarat uang, waktu adalah sesuatu yang bisa kita investasikan. Saat kita memiliki banyak pilihan kegiatan, dengan keterbatasan waktu, kita akan menjadi memahami dan harus memilih, kegiatan mana yang paling penting / prioritas. Pilihlah kegiatan apa dan dengan siapa kita akan menggunakan waktu yang masih ada. Tidak akan ada cukup waktu untuk melakukan semua kegiatan. Dengan waktu yang terbatas, buatlah pilihan yang sesuai dengan tujuan hidup yang kita inginkan. 

Rencanakan 24 jam yang kita miliki untuk mencapai tujuan hidup kita. Tidak membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak relevan dengan tujuan kita. Tidak menyia-nyiakan waktu satu detik/menit pun, apalagi satu jam/satu hari. Gunakan setiap menit atau setiap jam yang ada untuk merencanakan, memikirkan, mengatakan, mengerjakan / melakukan aktivitas yang berharga.

Di masa depan, kita baru akan bisa mengetahui apakah kita sudah mempergunakan waktu yang kita miliki dengan tepat / benar. Salah satu tanda bahwa kita sudah mempergunakan waktu dengan tepat / benar adalah kondisi kedamaian / kebahagiaan / pikiran yang tenang / perasaan yang senang

Mulailah berorientasi bahwa kesuksesan dievaluasi berdasarkan bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan baik. Ingat Bro./Sis. waktu hidup kita terbatas / singkat. Waktu sangat berharga. Jika kita tidak menghargai waktu yang kita miliki, boleh jadi orang lain tidak akan menghargai kita

Andai Ku Tahu, kapan Waktu Ujian akan berakhir....

Friday, May 10, 2024

02. Dunia ini akan lenyap... namun Kasih tinggal tetap...

 Ini lagu di YouTube bagus lho Bro. / Sis. 


Kasih itu panjang sabar, murah hati... 

Kasih itu lemah lembut, tidak sombong...  

(https://www.youtube.com/watch?v=06aQt5RGd1M; 

https://youtu.be/UfjIyATgpYg?si=UfSDTGV2evelDiOw)


Sambil menikmati lagu tersebut, saya menjadi teringat dengan Ayah dan Ibu....

Ayah dan Ibu tidak menggunakan kata-kata, namun langsung memberikan contoh bahwa Orang Tua adalah awal pertama kita mengenal kasih


Pada awal masa kehidupan, umumnya hanya Orang Tua yang sangat andal memberikan kasih kepada kita. 

Saat kita berkeluh kesah dan memanggil Orang Tua (baca: menangis); entah karena butuh susu, butuh dibersihkan karena pipis dan buang air, atau butuh digendong-gendong πŸ₯°πŸ€—, Orang Tua selalu berusaha menghampiri dan memenuhi kebutuhan kita. (bahkan di tengah-tengah tidur nyenyak Beliau di tengah malam) 

Kasih Orang Tua membebaskan kita dari kesengsaraan

Dengan mengenal belas kasih Orang Tua, kita seharusnya menjadi mengenal cinta kasih. Kita mengetahui bagaimana rasanya saat kita menerima kasih; bagaimana rasanya saat kita tidak menerima kasih; bagaimana rasanya saat kita tidak kehilangan kasih.


Ayah dan Ibu pernah berpesan: "Sayangi kakak/adik, teman/sahabat.... "

Kata-kata tersebut sederhana, simple... namun mungkin agak sulit, tidak sederhana untuk dipraktikkan. Kalaupun bisa, mungkin perlu lebih konsisten... 

Ayah menambahkan: "Jangan berharap menerima kasih, tetapi berusaha memberi kasih; kasih bukan persoalan meminta/menerima, tetapi bagaimana kita bisa memberi". (minimal memberi doa / restu baik, Bro./Sis... hehehe...)


Dunia ini akan lenyap... namun Kasih tinggal tetap... 

(https://www.youtube.com/watch?v=06aQt5RGd1M

https://youtu.be/UfjIyATgpYg?si=UfSDTGV2evelDiOw)

Sunday, May 5, 2024

03. Menjadi Patuh/Taat: Cara Terbaik untuk Membalas Budi-Baik Orang Tua

Anak yang patuh/taat/disiplin terhadap aturan/petunjuk orang tua, akan dihargai dan disukai oleh orangtuanya. Jika orang tua punya banyak anak, orang tua biasanya akan mudah merasa dekat dengan anak yang patuh/taat πŸ˜„✌️

Kepatuhan/ketaatan/kedisiplinan adalah perwujudan dan penerapan dari setidaknya dua nilai, yaitu: Nilai 01: hormat (respect) dan Nilai 02: cinta kasih (love). 

Terkait dengan nilai hormat (respect), mengapa kita patuh adalah karena kita melihat bahwa di dalam aturan/petunjuk yang perlu kita laksanakan, terdapat banyak manfaat bagi diri sendiri; khususnya jika kita selalu melaksanakannya.  

Terkait dengan nilai cinta (love), kita menyadari bahwa kepatuhan/ketaatan kita, adalah tanda atau bentuk balas budi kita kepada orang tua yang telah banyak memberikan perhatian dan cinta kasih kepada kita. Sering kali orang tua tidak banyak berharap kepada kita; Beliau hanya berharap kepada kita untuk menjadi patuh/taat. 

Menjadi patuh/taat dapat dimulai dengan mengingat dan mengikuti pesan sederhana yang pernah/sering disampaikan oleh orang tua kepada kita: Setidaknya ada lima pesan sederhana yang pernah/sering disampaikan orang tua kepada kita, yaitu: 

a. Berangkat tidur jangan terlalu malam (khususnya waktu dulu kita masih di sekolah πŸ€—). Ayah / Ibu sering berpesan, jika masih ada hal penting yang akan dipelajari/diselesaikan, lebih baik besok bangun sepagi mungkin.

b. Bangun pagi dengan mengucapkan "Selamat Pagi" kepada sang Pencipta dan kepada Orang Tua (papa/mama; ayah/ibu). Begitu kita membuka mata, langsung ucapkan kata-kata "Selamat Pagi". Kata-kata tersebut tampaknya sekaligus doa, agar pagi hari dan sepanjang hari, hidup kita selamat dan bahagia.  

c. Sebelum, selagi, dan setelah makan, senantiasa mengingat bahwa makanan yang ada di hadapan kita adalah sangat berharga; berterima kasih kepada sang Pencipta, kepada Orang Tua, atau kepada berbagai Pihak yang turut berjasa hingga makanan tersebut tersaji.

d. Gunakan harta (pikiran, waktu, dan tenaga) sebaik mungkin. Ayah / Ibu sering bertanya dan berpesan saat kita akan menggunakan harta (uang): Apakah uang tersebut untuk hal yang memang dibutuhkan, atau untuk mencapai hal yang bermanfaat (sesuai cita-cita)? 

e. Rajin, semangat belajar; hormati guru, dan sayangi teman. Hehehe... pesan ini walaupun kita sudah besar, tetap berlaku lho Mas Bro./Mba' Sis.... walaupun kita sudah bekerja, pesan Ayah / Ibu untuk rajin dan semangat belajar masih tetap relevan. Coba kita renungkan Bro./Sis., di tempat bekerja, banyak hal yang tetap perlu untuk kita pelajari; apalagi di hari gini yang penuh dengan kemajuan teknologi dan banyak updating aturan/kebijakan. 

Demikian pula pesan orang tua untuk menghormati guru dan sayangi teman, juga sangat relevan Bro./Sis. Banyak atasan dan rekan di tempat kerja yang bisa kita anggap sebagai guru/teman. Saat kita bekerjasama dalam tugas/pekerjaan, kita sangat perlu saling menghormati dan saling berbagi. Tul nggak? πŸ€—πŸ™Œ

Orang tua kita hanya berharap anaknya menjadi patuh/taat. Seberapa mampu kita memenuhi harapan orang tua? 

Selamat Pagi, Salam Hormat, dan Salam Terima Kasih kita kepada Orang Tua (Ayah/Ibu; Papa/Mama) πŸ™πŸ€—

TERIMA KASIH UNTUK CINTA 😊 thanks for the love (Papa Mama)

Wednesday, February 14, 2024

03. Menjadi Introvert: Bagaimana dan Apa Manfaatnya?

Menjadi introvert sama baiknya dengan menjadi ekstrovert.

Dalam berbagai kesempatan, khususnya saat sedang sendiri, kondisikan pikiran kita menjadi introvert. Jarang-jarang lho... kita bisa dalam keadaan sendiri..., 

Istilah introvert / introversion adalah pasangan dari kata extraversion. Istilah tersebut awalnya diperkenalkan oleh Carl Gustav Jung pada September 1909, di Clark University.

Setidaknya ada tujuh karakter / ciri dari kondisi introversion

  1. Sering melakukan recharge / refleksi / perenungan (speak less)
  2. Berhati-hati dalam memilih kata; memikirkan dampak kata-kata. (speak softly & sweetly)
  3. Tidak mencari perhatian orang banyak. (avoid center of attention)
  4. Menghargai makna dari suatu pengalaman. (value deep experience)
  5. Menyukai kemandirian. (independence)
  6. Menghargai persahabatan (value 1:1 friendships
  7. Tidak banyak membutuhkan stimulasi eksternal. (internal motives)

Saat kita punya waktu untuk sendiri, gunakan kesempatan tersebut untuk latihan menjadi introvert. Berlatih tidak mencurahkan perhatian pada dunia luar --> jangan khawatir, ketinggalan berita Bro. / Sis. Hari gini, semua berita bisa dicari ulang. (beda dengan zaman dulu, nggak ada siaran ulang 😊✌️)

Kendala untuk menjadi introvert umumnya datang dari keinginan / godaan untuk selalu terhubung dengan dunia luar melalui media / HP / TV / dll. 

Nah... hati-hati saat berhadapan dengan media, begitu salah pilih channel, siap-siap dengan potensi untuk mengalami pikiran dan emosi negatif; dan ditambah dengan siap-siap kehilangan waktu untuk ngerjain tugas/kerjaan penting yang belum selesai. 

Oke Bro. / Sis., saat dalam kondisi introvert, setidaknya ada empat manfaat yang kita peroleh:

01. Kita dapat merenungkan konsep dari bidang yang kita minati, kita dapat me-review agenda yang terlewat, atau kita dapat membuat rencana/agenda untuk minggu depan.

02. Kita dapat memikirkan cara untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Cara yang selama ini kita lakukan sudah baik; namun mungkin ada alternatif cara lain untuk memberikan manfaat bagi orang lain? 

03. Kita dapat fokus kepada diri sendiri (menutup mata, menutup telinga); tidak melihat kelemahan siapa pun. Konon katanya kelemahan orang lain bisa menular lho... emang mau ketularan kelemahan orang lain? (kecuali Bro. / Sis. bermaksud akan membantu orang tersebut; atau bermaksud mengambil keputusan terkait orang tersebut; beda cerita; jika iya, justru kita perlu melihat / menggali apa permasalahan / kelemahan / kendala / dll. terkait ybs.) 

04. Nah... terakhir, saat kita introvert, kita dapat melakukan introspeksi diri atau bertanya kepada diri sendiri, apakah kita hari ini sudah / akan bahagia? Bahagia adalah keputusan yang perlu kita evaluasi dan rencanakan setiap hari. Bahagia bukan datang secara kebetulan, tetapi dievaluasi dan direncanakan. 

Okay... sambil beraktivitas, sambil duduk, sambil masak, sambil ngopi-ngopi, sambil mandi, sambil jalan ke TPS, sambil dll. 😊✌️ yuks latihan menjadi introvert....   speak less, softly, & sweetly πŸŒ»πŸ’–πŸŒ·πŸ’πŸŒΊπŸ©·πŸŒΈ❤️πŸŒΉπŸ˜ŠπŸŒžπŸ˜‡

Monday, January 15, 2024

05. Hal Negatif yang Perlu Dihindari

Mengapa hal negatif perlu kita cermati dan dihindari?

Saat menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita berikan definisi apa yang dimaksud dengan hal negatif. Dengan memaparkan contoh/definisi hal negatif, kita dapat mencermati dan melakukan usaha untuk mengantisipasinya. 

Setidaknya ada empat yang termasuk negatif yang perlu kita cermati dan antisipasi. 

(membicarakan hal negatif, termasuk berpikir negatif nggak ya? πŸ’πŸ˜)

1. Hal Negatif ke-1: Pikiran yang berfluktuasi. Pikiran yang berfluktuasi umumnya terjadi pada saat situasi sulit datang, ataupun pada saat situasi yang menarik/menggoda datang. Kedua kondisi tersebut dapat membuat pikiran kita menjadi berfluktuasi. Pikiran yang berfluktuasi ditandai dengan hilangnya konsentrasi, tidak fokus, dan akhirnya lupa dengan apa yang sudah ditetapkan sebagai tujuan (goal). Misalnya, besok pagi kita berencana untuk berolah raga. Namun pada malam hari, tidak sengaja muncul tontonan/acara yang menarik, sehingga rencana besok pagi untuk berolah raga menjadi batal; iya batal..., oleh karena bangun kesiangan😁Mangkenye, kalau sudah buat rencana, perlu diamankan agar pikiran tidak berfluktuasi ya Bro./Sis.

2. Hal Negatif ke-2: Emosi yang negatif "yang diekspresikan secara verbal". Emosi negatif yang diekspresikan adalah hal yang negatif. Emosi negatif mungkin tanpa sengaja dapat dirasakan... khususnya bagi Mba' Sis. / Bu Sis. yang datang bulan. Namun, saat emosi negatif tersebut diekspresikan "secara verbal", maka emosi negatif menjadi hal yang negatif, yang berpotensi merusak suasana. Suasana yang rusak oleh ekspresi emosi negatif, dapat membuat berbagai rencana tidak terlaksana, tidak tercapai, bahkan semakin menimbulkan emosi negatif. Jadi, saat merasakan emosi negatif, hal yang pertama perlu dilakukan adalah menyadari-nya... berikan "nama" pada emosi negatif yang dirasakan. Contoh "nama" emosi negatif: (1) jijik, (2) benci, (3) malu/minder, (4) sedih, (5) tertekan, (6) kesepian (lonely), (7) patah semangat, (8) tidak berdaya, (9) cemas/takut, (10) kecewa/marah, (11) tidak nyaman, (12) gelisah/galau. Nah, setelah emosi negatif tersebut diberi nama, coba deh cari penyebabnya... situasi/peristiwa apa yang kira-kira dapat menyebabkan munculnya emosi negatif tersebut... agar lebih konkret, tuliskan nama emosi negatif dan penyebabnya tersebut, dalam buku harian (diary). Melalui penulisan dalam buku harian (diary), emosi negatif yang berpotensi diekspresikan secara verbal, dapat dihindari. 

3. Hal Negatif ke-3: Pikiran bahwa orang lain memiliki satu kualitas kurang baik. Saat kita berpikir bahwa orang lain memiliki satu kualitas negatif, maka satu kualitas negatif tersebut akan melebar ke mana-mana, kepada penilaian umum mengenai orang tersebut. Kondisi ini disebut sebagai horn effect (https://en.wikipedia.org/wiki/Horn_effect). Kita menjadi menilai bahwa orang lain tersebut secara umum kurang baik, nggak ada baik-baiknya... satu pun sifat baik pada orang tersebut, nggak ada... padahal siapa tahu hal/apa yang kita butuhkan, ada pada orang tersebut. Misalnya, kita bermaksud memohon bantuan kepada seseorang; namun berdasarkan penawaran sebelumnya, orang tersebut menolak / menyatakan tidak bersedia / tampak gagal-tidak mampu. Nah... mungkin pada kesempatan pertama, boleh jadi orang lain tidak berkinerja dengan baik, siapa tahu karena sedang ada masalah/sakit/dll. Nah, bagaimana dengan kesempatan berikutnya pada jenis/bidang yang berbeda, dengan situasi/kondisi yang berbeda, dengan supervior/atasan atau tim yang berbeda, dengan peralatan kerja yang berbeda? dst.

4. Hal Negatif ke-4: Kebalikan dari Hal Negatif ke-3, yaitu rasa suka yang berlebihan kepada sesuatu/seseorang. Rasa suka yang berlebihan terhadap sesuatu/seseorang, dapat membuat kita berada dalam kondisi negatif, yaitu keterikatan. Kita mengetahui dan dapat merasakan bahwa keterikatan pada akhirnya adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, yang membuat kita tidak ingin terbebas, namun apa daya sulit. Pada saat kita dalam kondisi terikat, kebahagiaan kita menurun. Kita menjadi kurang disiplin dalam mengerjakan agenda yang sudah direncanakan, kurang objektif / kurang lancar dalam berpikir, dll. Boleh direnungkan, darimana datangnya kondisi terikat tersebut? Kondisi terikat tersebut awalnya dimulai dari pikiran yang tertarik pada bentuk/fisik... Saat kita menyukai sesuatu/seseorang, rasa suka perlu didasari oleh kualitas/sifat non-fisik (menyenangkan, penuh insight, nyaman, dll. yang prinsipnya merupakan kualitas non-fisik). Rasa suka terhadap sesuatu yang bersifat non-fisik membuat kita dalam kondisi tidak terikat... membuat kita dapat menemukan esensi, dan mencari pengganti dari esensi tersebut. Jadi Mas Bro./Mba' Sis., jika tetap ingin mencapai optimal, kreatif, dan semangat dalam mencapai tujuan, pertahankan kondisi bebas tidak terikat. 

Woow.. sudah mau jam 13... yuk siap-siap kembali bertugas... πŸ˜πŸ€—πŸ‘‹

Saturday, January 13, 2024

01. Time is Money? --> 02. Time is Waktu?

Sering kita mendengar kata-kata / nasihat: "Jangan membuang-buang waktu, gunakan waktu dengan cara yang bermanfaat, waktu sangat berharga". Saking berharganya waktu buat para businessman atau para pekerja, waktu sering diidentikan dengan uang dengan slogan: "Time is Money".


hehehe... teman/sahabat saya waktu SMA mengatakan bahwa slogan yang benar adalah "Time is Waktu" 😁


Hari ini saya kembali merenungkan pesan Ayah dan Ibu untuk menggunakan waktu dengan cara yang bermanfaat. Menurut Ayah dan Ibu, menggunakan waktu dengan cara yang bermanfaat dapat membuat kita mengalami kemajuan dalam mencapai tujuan. 


Seidaknya ada tiga cara bagaimana menggunakan waktu dengan cara yang bermanfaat:

01. πŸ• Waktu bermanfaat adalah saat kita mengingat berbagai pelajaran yang kita terima dari Satguru dan para Guru (termasuk Orangtua). Selagi kita melakukan aktivitas sehari-hari (selagi kita makan/minum), ingatlah satu/dua poin pengetahuan/pelajaran yang kita dapatkan dari Satguru dan para Guru. Dengan mengingat satu/dua poin pelajaran maka kita selalu dalam kondisi tercerahkan; kelemahan, ketidaktahuan, atau ketidakpahaman kita akan terkikis.

02. πŸ•‘ Waktu bermanfaat adalah saat kita menjalani aktivitas untuk melakukan pelayanan / melakukan pekerjaan / mencari nafkah. Setidaknya kita memiliki delapan jam sehari untuk melakukan pelayanan kepada lingkungan. Pelayanan dapat dilakukan dengan cara memberikan perhatian, mendampingi, mendengarkan, memahami kebutuhan, dan memberikan informasi/bantuan yang dibutuhkan oleh orang lain. Dengan melakukan pelayanan, kita memberikan kemudahan/jalan bagi orang lain untuk juga mendapatkan kemajuan. Saat orang lain merasa diberikan kemudahan/jalan, orang lain akan memberikan restu baik (vibrasi positif) kepada kita; restu baik akan membuat kita merasa ringan/mudah dalam menjalani kehidupan. 

03. πŸ•’ Waktu bermanfaat adalah saat kita dapat membuat kondisi pikiran dan emosi kita untuk terus menerus merasa senang (ceria/gembira) dan tenang (damai). Senang dan tenang dapat diwujudkan dengan fokus selalu pada situasi/kondisi dari cerita/drama yang sedang kita hadapi saat ini di depan mata; fokus pada agenda yang sudah kita susun. Fokus pada situasi/kondisi saat ini, berarti: (a) tidak mengingat kejadian kemarin atau masa lalu yang berpotensi membuat kita merasa kecewa, galau, sedih, dll.; dan (b) tidak memikirkan atau mencemaskan masa depan. --> Jika kita senantiasa mengikuti waktu yang bermanfaat pada poin satu (mengingat pelajaran) dan poin dua (aktivitas pelayanan), maka masa depan kita sebenarnya sudah terjamin.


Jadi kesimpulannya, yuk... kita gunakan waktu dengan cara yang bermanfaat, dengan tiga cara

πŸ• Mengingat poin pelajaran dari Satguru dan para Guru (termasuk Orangtua).

πŸ•‘ Melakukan aktivitas pelayanan, berikan bantuan/kemudahan bagi lingkungan.

πŸ•’ Memusatkan (membuat fokus) pikiran pada situasi/kondisi saat ini; fokus pada agenda yang sudah kita susun.


Time is Waktu... πŸ’πŸŒΈπŸŒΉπŸŒ·πŸŒ»πŸŒΊ