Thursday, January 17, 2013

12. Indikator Kesuksesan... (Tenang dan jangan khawatir, Bro... di zaman / hari gini... ukuran kesuksesan TETAP bukan materi kok..)

Dasar pemikiran: Kesuksesan bukan akhir.... Kesuksesan adalah PROSES...

Di awal tahun baru, sering kali kita memberikan doa/restu baik kepada sesama rekan/kerabat/saudara. Salah satu doa/restu baik yang kita ucapkan adalah... “semoga tahun ini lebih sukses dari tahun kemarin ya...”

Untuk mengukur lebih sukses atau kurang sukses, sepertinya kita membutuhkan indikator kesuksesan.

Sayangnya (unfortunately), indikator kesuksesan biasanya oleh masyarakat cuma dikenal satu, yaitu: fisik/material/rupiah/dollar. Di luar yang satu itu, semulia apapun seseorang, sulit sekali dianggap sukses di tengah masyarakat....

Kemarin pagi, ayah saya mengajarkan bahwa indikator kesuksesan itu ternyata bukan yang satu itu, tetapi ada 12. Semakin banyak kita mencapai ke-12 indikator kesuksesan tersebut, semakin sukseslah kita.

Keduabelas indikator kesuksesan tersebut adalah sebagai berikut:

01. Mendapatkan ide cemerlang. Mendapatkan ide (buah pikiran) yang baik/positif adalah ciri kesuksesan yang bersifat sangat halus. Jarang di antara kita menyadari hal ini.  Satu saja ide/solusi yang kita dapatkan, untuk membuat sesuatu jadi lebih baik, adalah tanda bahwa kita sedang mengalami kesuksesan. Misalnya, hari ini saya mendapat ide (setidaknya bagi saya ide cemerlang), untuk sepakat dengan keluarga mengenai menu/pola makan, pada hari-hari tertentu.

02. Meluangkan waktu bagi sesama. Hari gini... orang suka sekali menyamakan waktu dengan uang... sampai ada istilah time is money... Berdasarkan istilah tersebut,...orang yang mampu mendonasikan waktu kepada orang lain adalah orang yang sukses... Saat kita mendonasikan/meluangkan waktu bagi orang lain, saat itu poin kesuksesan kita bertambah satu.

03. Halus. Kata “halus” digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang  berkebalikan dari kata “kasar”. Boleh dianalogikan dengan kulit; siapa dari kita yang ingin sukses memiliki kulit wajah yang halus (tidak jerawat)? Saya menduga semua dari kita ingin sukses memiliki kulit wajah yang halus (tidak berjerawat). Dengan analogi yang sama, saat kita berhasil menampilkan kehalusan/kelembutan dalam perilaku dan tutur kata, saat itu kita boleh dikatakan sukses... kalau di tingkat SD, yahhh...boleh dianggap kalau perilaku atau tutur kata kita halus/sopan, pasti luluslah mata pelajaran Budi Pekerti... (untuk disegani oleh para sahabat, tidak mesti tampil galak seperti si Browny penjaga rumah kan :-)

04. Perasaan bahagia. Jika hari ini kita mengalami perasaan bahagia/senang, bolehlah kita klaim bahwa hari ini kita sedang mencapai kesuksesan dalam hal emosi. Sebaliknya, kalau tidak ada perasaan senang/bahagia yang kita alami, kita perlu waspada bahwa hari ini ada sedikit indikasi kegagalan (secara emosi). Perasaan bahagia mudah sekali dirasakan, cobalah berdiri di hadapan cermin... Dari situ sang jiwa bisa melihat raut wajah badan fisik serta menentukan apakah sedang mencapai kesuksesan (sedang berbahagia) atau sedang gagal (sedang bersedih)...

05. Mampu menahan godaan materi. Kemampuan menahan godaan materi yang bersifat muluk-muluk, dimulai dari kemampuan menahan godaan materi yang bersifat sederhana. Makanan adalah contoh materi yang bersifat sederhana. Dari 100 jenis makanan, apakah kita hanya mampu menahan 1 jenis makanan, 5 jenis makanan, atau 10 jenis makanan. Saat kita mampu menahan diri dari godaan yang bersifat sederhana (misalnya makanan), saat itu kita boleh dapat tambahan satu poin kesuksesan.

06. Kerjasama. Kerjasama yang kita jalin dengan orang lain, adalah tanda kesuksesan yang kita capai. Kerjasama tidak harus  dibuktikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding [MoU]) atau kontrak kerjasama. Pernah merasakan suasana/detik-detik penandatanganan nota kesepahaman (MoU) atau kontrak kerjasama kan?; biasanya sebelum/setelah penandatanganan kerjasama, kedua belah pihak saling menyapa, tersenyum, berjabat tangan, atau ngobrol-ngobrol... Nah... ini yang penting... saat kita sedang memberikan senyum, menyapa, berjabat tangan, ngobrol, atau sedang berdadahan dengan seseorang, itu tanda bahwa kita sedang berada dalam suasana kerjasama... (syukur-syukur kalau sampai dibuktikan dengan MoU / kontrak kerjasama)... jalinan kerjasama (senyum, salam, sapa) adalah tanda bahwa kita sedang berhasil/sukses.

07. Semangat (cemunguudhh). Ini adalah tanda kesuksesan bahwa kita berhasil/sukses menyalakan api lokomotif yang akan menarik atau mendorong kita mencapai tujuan tertentu. Saat kita menyadari bahwa kita sedang bersemangat, saat itu kita sedang dalam keadaan sukses... saat kita merasa tidak bersemangat, saat itu pula kita sedang bermain-main ke daerah kegagalan... Pertanyaannya, seberapa sering diri kita berhasil/sukses membuat diri kita senantiasa bersemangat? (hehehe... apalagi kalau pagi-pagi sedang hujan... wauww... kemampuan kita untuk berhasil membuat diri semangat, semakin teruji...)

08. Sehat fisik. Guru saya di SMA pernah menjelaskan sekilas perbedaan orang barat dan orang timur. Menurut beliau, orang barat dan orang timur berbeda dalam cara pandang dan cara memperlakukan alam sekitar. Orang barat, memandang alam sekitar sebagai objek, diciptakan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan umat manusia. Orang timur, memandang alam sekitar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari umat manusia; alam sekitar diciptakan dilestarikan dengan sebaik-baiknya. Dari penjelasan guru saya, saya berkesimpulan bahwa alam sekitar dan kita (sang jiwa) adalah dua entitas yang berbeda. Alam sekitar yang paling dekat dengan kita adalah tubuh/fisik kita. Fisik kita adalah objek, diciptakan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan sebisa mungkin dilestarikan sebaik-baiknya (baca: dijaga kesehatannya). Saat badan/fisik dalam keadaan sehat, saat itu boleh kita katakan bahwa kita sedang mengalami kesuksesan/keberhasilan. Ingat... banyak lho kerabat kita yang ingin sekali berhasil/sukses merawat tubuh/badan/fisiknya agar senantiasa sehat-sehat...

09. Memiliki keberanian. Keberanian ditandai dengan rasa tidak takut untuk mengatakan secara jujur atau melakukan hal yang benar. Indikator ini sering kali menjadi indikator bagi anak-anak (khususnya anak-anak TK) yang belajar seni (musik, drama, dll.). Anak-anak bukan dilihat bagus/tidaknya dari performa di depan panggung... tetapi dari keberaniannya untuk tampil di depan panggung...  Saat kita sudah besar, tidak lagi menjadi anak-anak, seberapa sering diri kita berhasil/sukses untuk berani mengatakan/melakukan hal yang benar... Jadi, boleh kita katakan bahwa saat kita sedang memiliki keberanian (untuk jujur/melakukan hal yang benar), saat itu kita sedang mencapai kesuksesan.

10. Tenggang rasa. Tenggang rasa sekilas sama dengan sabar...tapi mungkin ada sedikit perbedaan... (kata orang... sabar ada batasnya... kalau tenggang rasa, tidak ada batasnya...) Tenggang rasa didasari oleh sikap empati (bersedia dan mampu memahami apa yang dipikirkan/dirasakan oleh orang lain). Kalau kita berhasil melakukan empati dan tenggang rasa, sehingga tidak jadi marah/kesal terhadap seseorang, adalah pantas kalau kita digolongkan sebagai orang yang sukses. Tidak semua orang bisa berhasil atau sukses mengantisipasi rasa marah/kesal lho... Kesuksesan dalam hal tenggang rasa adalah keberhasilan/kesuksesan “memaklumi sehingga tidak marah” bukan keberhasilan/kesuksesan “menahan rasa marah”.

11. Rapi dan Bersih.  Rapi dan bersih adalah indikator kesuksesan hidup yang vital. Seberapa sering kita berhasil/sukses menemukan kembali barang yang dimaksud saat dibutuhkan, kalau kita menempatkan/menata barang-barang secara rapi? Atau seberapa berhasil/sukses kita memiliki tempat (space) kerja/belajar, jika kita menata barang-barang secara rapi. Berapa banyak biaya rumah sakit/biaya berobat yang berhasil kita hemat, kalau tubuh kita senantiasa bersih dari kuman/jamur/bakteri?... Jadi begini saja... Ibu guru mau bertanya...siapa yang hari ini sudah merapikan atau membersihkan kamar tidur...angkat tangan...; saya Bu... saya Bu... saya Bu...(seperti suasana di Play Group)... nah yang angkat tangan adalah anak-anak yang sukses...

12. Keheningan (ketenangan). Fenomenanya seperti ini.... ssst... Harap tenang/hening, ada ujian....ssst... Harap tenang, pertunjukan akan berlangsung.... atau... Inspektur upacara (dipimpin oleh Rektor atau Kepala Negara) mengatakan... “Marilah kita sejenak mengheningkan cipta, untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mendahului kita... mengheningkan cipta... mulai...“ Kalau kita sukses/berhasil tenang atau hening barang sejenak... itu adalah tanda bahwa kita berhasil/sukses mengendalikan pikiran; hati-hati lho dengan pikiran yang memiliki kelincahan seperti kera/monyet... (hayo... siapa yang waktu mengheningkan cipta... pikirannya sering loncat-loncat....). Ok Bro... sepertinya, tidak ada indikator lain selain keheningan, untuk mengukur keberhasilan/kesuksesan sang jiwa mengendalikan pikiran... saat kita berhasil/sukses menjalani keheningan, adalah saat kita sukses mengendalikan pikiran. Saat kita berhasil/sukses mengheningkan cipta, adalah saat kita berhasil/sukses mendengarkan suara alam dan suara hati nurani.... Suara alam dan suara hati nurani, hanya bisa didengarkan jika kita berhasil/sukses membuat diri kita dalam keadaan yang sangat hening.

Jadi Bro...
Mudah-mudahan kita sepakat bahwa ukuran kesuksesan itu bukan materi...
(kesuksesan berdasarkan materi, adalah bias cara berpikir dari zaman / hari gini...)

Semoga tahun ini dan tahun berikutnya kita mencapai sukses yang optimal/maksimal...

Salam Sukses, Sukses, dan Sukses selalu...
:-)